Angkutan Buat ’pawongan’

Edisi: 29/32 / Tanggal : 2003-09-21 / Halaman : 91 / Rubrik : KL / Penulis : Kusumawijaya, Marco , ,


MONORAIL, busway, subway, dan sebangsanya memang diperlukan oleh metropolis Jakarta. Tapi tidak sebagai percah-percah yang tak berkaitan, melainkan terpadu dalam satu sistem menyeluruh dengan pentahapan yang jelas. Masing-masing itu dapat dinilai baik-tidaknya hanya dalam kerangka sebuah sistem. Kini masyarakat bingung, seolah-olah apa saja dapat diterima asal ada yang usul, meski sepotong-sepotong. Apalagi ketiadaan konsep komprehensif ini lalu menjadi makanan empuk "swastanisasi" yang seronok pula: praktek penunjukan langsung tanpa kompetisi dan transparansi.

Semua metropolis yang berhasil sejak abad ke-19 memiliki angkutan umum massal yang digunakan rutin oleh mayoritas penghuninya. Sarana itu memperkuat saripati kota sebagai mesin ekonomi dan pusat peradaban. Angkutan umum yang andal meningkatkan interaksi dan mendukung kota sebagai pawongan (bahasa Bali: tempat manusia bertemu manusia). Di Paris, misalnya, berkat subway, ruang kota tetap bersahabat, tak semua didominasi mobil. Jalan dan lapangan dapat dinikmati tak terputus dengan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…