Soal Ibadah Haji Dalam Perang Teluk
Edisi: 51/20 / Tanggal : 1991-02-16 / Halaman : 85 / Rubrik : AG / Penulis : Julizar Kasiri, Zed Abidien, Dja'far Bushiri
BILA Perang Teluk II tidak berakhir dalam empat bulan ini, dapat dipastikan Padang Arafah, salah satu tempat umat Islam menunaikan rukun haji, akan kosong pada Lebaran Haji 9 Zulhijah 1411 Hijriyah yang jatuh pada 22 Juni. Paling tidak, tempat pertemuan yang tidak membedakan ras, pangkat, dan pakaian ini akan jauh berkurang dari tahun-tahun sebelumnya dari kunjungan jemaah haji.
Gejala itu bisa dilihat dari calon jemaah haji Indonesia. Tahun lalu, jemaah haji Indonesia yang berangkat ke Mekah sekitar 82 ribu. Tahun ini, sampai akhir Januari, atau sekitar lima belas hari sebelum pembayaran uang muka ditutup, baru terdaftar sekitar tujuh ribu calon jemaah. Dan mereka yang sudah terdaftar itu pun, menurut Menteri Agama H. Munawir Sjadzali, belum tentu diberangkatkan. "Kalau situasi kritis, dan dari segi keamanan tidak bisa dipertanggungjawabkan, saya akan berkonsultasi dengan MUI untuk menangguhkan pemberangkatan jemaah haji hingga tahun depan," kata Munawir Sjadzali.
Dan ini bukan penundaan yang pertama bagi jemaah Indonesia. Dulu pada masa revolusi 1945-1949, pernah para ulama Indonesia…
Keywords: Perang Teluk, Haji, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…