Imam

Edisi: 29/32 / Tanggal : 2003-09-21 / Halaman : 154 / Rubrik : CTP / Penulis : Mohamad, Goenawan , ,


DENGAN mata membelalak, dengan teriak, dengan nama Tuhan dan tangan yang diayunkan, Imam Samudra sebenarnya tak mengagetkan. Ia ingin menunjukkan bahwa ia tak gentar. Ia juga tak menyesal. Pengadilan membuktikan ia bersalah telah merancang pembunuhan besar-besaran yang terjadi di Bali pada Oktober 2002 itu, ketika bom meledak di sebuah kafe yang padat di Kuta. Hakim memutuskan: ia dihukum mati. Tapi hukuman itu akan dijalaninya—begitulah ia percaya—sebagai kesempatan untuk menjadi syuhada. Ia yakin bahwa Taman Firdaus menantinya.

Syuhada sebenarnya bukan hanya sebuah cerita tentang iman dan keberanian. Sebagaimana halnya pahlawan, ia petunjuk tentang sebuah masyarakat yang tak berbahagia. Bila orang hanya jadi berarti sesudah mati, pasti begitu buruknya kehidupan. Ketika orang harus menjalankan dan mengalami sesuatu yang brutal karena masa depan yang indah (dalam bentuk sebuah masyarakat yang ideal atau sebidang surga yang asyik), pasti ada yang tak beres dalam masa kini. Maka "yang-kelak" harus dibayar oleh "yang-kini" dengan amat mahal, dengan kematian dan kekejaman. Seperti diutarakan oleh dua baris dalam…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

X
Xu
1994-05-14

Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…

Z
Zlata
1994-04-16

Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…

Z
Zhirinovsky
1994-02-05

Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…