Otonomi Daerah: Bencana Solusi, Atau Berkah

Edisi: 05/30 / Tanggal : 2001-04-08 / Halaman : 85 / Rubrik : SUP / Penulis : , ,


PENGAMAT sosial dan aktivis lembaga swadaya masyarakat sering berbicara, bahwa sentralisasi pembangunan merusak kebijakan masyarakat setempat dalam mengelola sumber daya alamnya. "Angin" cepat berbalik arah. Sebelum masa otonomi daerah dimulai, pihak yang sama memperingatkan ancaman desentralisasi terhadap kehidupan sosial dan keberlangsungan sumber daya alam. Dalih yang dikemukakan, daerah belum siap mengelola alam dengan baik--peringatan yang dianggap berlebihan oleh para pengurus pemerintahan di kabupaten. Inilah soal krusial di era desentralisasi: otonomi daerah merupakan jawaban atau justru sebuah masalah baru dalam mengelola sumber daya alam?

Kekhawatiran akan sisi buruk desentralisasi cukup beralasan. Perekonomian sebagian besar daerah, kecuali Jakarta, sangat bergantung pada sumber daya alam. Pendapatan Provinsi Kalimantan Timur, misalnya, 56 persen berasal dari sektor tambang, sedangkan industri pabrikasi hanya menyumbang delapan persen dan pertanian sembilan persen. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominya, daerah mengandalkan sumber daya alam, termasuk tambang, hutan, serta perikanan air tawar dan laut. Pemanfaatannya umumnya ekstraktif alias langsung mengambil dari alam, karena industri olahan, khususnya untuk sumber daya hayati, belum banyak yang dikembangkan. Minimnya dana dan sumber daya manusia yang andal menjadi kendala besar.

Dalam perburuan sumber pendapatan asli daerah (PAD) itu, banyak pihak khawatir konflik bakal marak, misalnya konflik antara penduduk asli dan pendatang, antarkabupaten, antara kabupaten dan provinsi, serta antara daerah dan pusat--yang belakangan banyak terjadi. Kerusuhan etnis di Sampit pun tak lepas dari soal berebut sumber daya alam ini. John Bamba, pakar dayakologi, dalam sebuah wawancara, menuding terdesaknya masyarakat Dayak oleh masyarakat pendatang Madura dalam memanfaatkan sumber daya alam sebagai salah satu pemicu konflik. Gejolak yang dimaksud Bamba tentu tidak baru, sudah bertumpuk-tumpuk dan belit-membelit bersama faktor-faktor lain,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
TEMPO DAN DUNIA YANG BUNDAR
1991-03-09

Pada ulang tahun ke-20, tempo menerbitkan edisi khusus yang menampilkan "duta-duta" tempo yang berhubungan dengan…

P
PESTA, PRESTASI DAN BISNIS
1989-08-26

Sea games xv di kuala lumpur dari 20 agustus 1989 s/d 31 agustus 1989. diikuti…

M
MEREKA YANG TERBAIK
1989-09-09

Sea games xv di kuala lumpur, dengan indonesia menjadi juara umum. nurul huda & eric…