Mati Suri Di Kudus

Edisi: 31/32 / Tanggal : 2003-10-05 / Halaman : 80 / Rubrik : INVT / Penulis : Setiawan, Iwan, Dewanto, Nugroho, Aryanto, Y. Tomi


SELASA siang, 12 Agustus lalu, di kantor Direktur Peredaran Uang Budiman Kostaman, di lantai 9 Gedung C Bank Indonesia, Jakarta. Sebuah rapat penting tengah digelar di dalam. Pesertanya bermacam ragam, dari pejabat bank sentral, pengurus Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKKBI), sampai sederet pengusaha kakap.

Menurut seorang sumber TEMPO yang mengetahui jalannya rapat, selain Budiman, dari jajaran BI hadir antara lain Lucky Fathul, deputi Budiman, dan Kepala Bagian Pengadaan Uang Difi Johansyah. Belakangan datang bergabung Deputi Gubernur BI Aulia Pohan.

Adapun YKKBI diwakili Idris, direktur keuangan, dan dua pengurus lain. Juga turut dalam rapat: Jacobus Busono, bos Pura Barutama—perusahaan percetakan kertas berharga dari Kudus—didampingi salah satu direkturnya, Melina Alaydroes. Bersama mereka juga tampak Aziz Mochdar, pengusaha yang dikenal dekat dengan Bambang Trihatmodjo, anak Soeharto.

Belum cukup, hadir dalam pertemuan itu seorang taipan yang reputasinya telah luas dikenal di jagat bisnis negeri ini: Tomy Winata. Bos kelompok usaha Artha Graha ini datang ditemani seorang staf kepercayaannya, Robert. Tommy datang atas undangan Aulia Pohan.

Ada apa gerangan? "Ini rapat khusus membahas nasib Pura Binaka Mandiri," kata sumber itu.

Pura Binaka didirikan dengan akta per Januari 2000 sebagai sebuah perusahaan yang dicita-citakan menjadi pemasok kertas uang kelas wahid. Pemegang sahamnya ada tiga pihak: YKKBI 42 persen, Pura Barutama 51 persen, dan PT Sejahtera Dana Mandiri 7 persen. Untuk keperluan ini, YKKBI telah membenamkan modal Rp 57,8 miliar—kemudian menyusut menjadi 37 persen setelah terjadi penarikan modal Rp 10 miliar.

Tapi apa lacur, karena dililit berbagai ketidakberesan, pembangunan pabrik macet total pada awal tahun 2001. Sudah dua tahun ini Pura Binaka mati suri.

Terletak 50 meter di sebelah barat kantor Pura Barutama di Kudus, Jawa Tengah, cikal pabrik Pura Binaka di area seluas 2 hektare itu lama melompong. Dari luar, selain bangunan beratap seng yang membisu dan alang-alang yang tumbuh tinggi, cuma tampak beberapa orang satpam yang lagi berjaga-jaga.

Kantor Pura Binaka di Menara Bidakara, Jakarta, pun tak kalah senyapnya. Di suatu hari dua pekan lalu, saat jarum jam telah menunjukkan pukul 11.20 siang, kantor masih…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13

Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…

T
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03

Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…

H
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13

Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.