Cinta 'jazz' Dalam Sepi

Edisi: 32/32 / Tanggal : 2003-10-12 / Halaman : 62 / Rubrik : GH / Penulis : Setiadi, Purwanto, Kertaraharja, Alit, Batubara, Hambali


MTV menerobos ruang keluarga tiap hari, memboyong musik yang sepenuhnya "industri". Dangdut, yang dulu sudah untung diselipkan di berbagai variety show, kini naik kelas lewat acaranya sendiri, di semua stasiun televisi, hampir tiap hari pula. Lalu musik dance dan house yang mekanis tapi mendominasi klub-klub malam. Di belantara itu, di mana jazz? Jazz? Ya, musik penuh improvisasi yang berderak pada 1920-an, zaman kebingungan yang mendorong F. Scott Fitzgerald, novelis terbesar Amerika Serikat yang menghasilkan The Great Gatsby (1925), untuk menulis cerpen-cerpen yang lalu dikumpulkan dalam Tales of the Jazz Age (1922); jazz yang melahirkan Count Basie, Billie Holiday, Ella Fitzgerald, Dizzy Gillespie, Louis Armstrong, atau yang lebih "modern" lagi Miles Davis. "Sebenarnya jazz masih ada, tapi memang hanya di tempat-tempat tertentu dan luput dari perhatian orang banyak," kata Riza Arshad, pemain keyboard kelompok musik jazz Simak Dialog.

Di Jakarta, salah satu tempat itu adalah Klub 45, sebuah kafe di Jalan Mahakam, Jakarta Selatan. Di tempat yang menyajikan jazz dari Tjut Nyak Deviana Daudsjah dan kawan-kawan setiap hari Minggu malam itulah Beben Supendi Mulyana, 36 tahun, bertandang jika punya kesempatan. Bagi programer komputer di BII ini, kafe yang memasang foto-foto heroik hitam putih dari masa 1930-an atau 1940-an itu adalah oase yang memungkinkannya menikmati jazz di luar rumah, membuatnya bisa lepas dari dahaga akan pentas jazz. "Saya paling suka di sini karena yang dimainkan adalah jazz standar," katanya.

Dalam jazz, istilah standar digunakan untuk merujuk gaya musik jazz "lama", yang populer terutama pada 1930-an hingga 1950-an. Termasuk ke dalam kategori ini adalah swing dan bebop.

Beben menggemari jazz sejak 1981. Dari mula-mula tak tahu apa itu jazz, kini pria kelahiran Jakarta yang juga mengajar musik ini…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Tak Terpisahkan Capek, Jazz, dan Bir
1993-10-02

Sejumlah eksekutif mencari dunia lain dengan mendatangi kafe. kafe yang menyuguhkan musik jazz jadi rebutan.…

A
AGAR MISS PULSA TIDAK KESEPIAN
1993-02-06

Pemakaian telepon genggam atau telepon jinjing kini tak hanya untuk bisnis tapi juga untuk ngobrol.…

I
INGIN LAIN DARI YANG LAIN
1992-02-01

Festival mobil gila dalam pesta otomotif 92 di surabaya akan diperlombakan mobil unik, nyentrik dan…