Merayakan 'erotika' Queer
Edisi: 32/32 / Tanggal : 2003-10-12 / Halaman : 71 / Rubrik : LAY / Penulis : Suyono, Seno Joko , ,
SEBUAH desa bernama Michelwinnaden, Provinsi Swabia, Jerman, 2002. Dua orang kakek, Richard, 78 tahun, dan Eduard, 77 tahun, bernostalgia, menapak tilas perjalanan "berbahaya" mereka ke Swiss pada 1942.
Saat itu Hitler berkuasa. Tahun 1936 didirikan Reichszzentrale zur Bekamfung der Homosexualitat und Abtreibung, sebuah badan yang mengeluarkan daftar nama yang dicurigai gay dan lesbi. Homoseksualitas dianggap tindakan kriminal. Nazi menganggap gay penghalang bagi terwujudnya cita-cita ras Jerman unggul. Karena merekalah tingkat kelahiran menurun.
Richard dan Eduard saat itu adalah pasangan homo muda. Mereka mengenang bagaimana Gestapo mencokok banyak orang di bar-bar homo. Sejarawan memang mencatat, pada 1937-1940 saja lebih dari 90 ribu orang masuk daftar dan sekitar 50 ribu orang dimasukkan ke kamp konsentrasi. "Di sana mereka banyak yang dikastrasi," kata Richard. Itulah sebabnya mereka baru berani muncul lagi pada umur 51 tahun. Di tengah ketakutan, diam-diam mereka berkunjung ke Zurich. Saat itu Swiss adalah satu-satunya negara di Eropa yang mengakui gay. Berbagai homo dari belahan Eropa akhirnya berkumpul membentuk organisasi "Lingkaran Zurich 1942". "Saya ingat kami berdansa bersama, ada fashion, seorang mengenakan mantel bulu, lalu telanjangâ¦."
Itulah bagian dari film Talk Straight: The World of Rural Queers, karya sutradara Jochen Hick, pemenang pertama kategori film dokumenter Teddy Award 2003, sebuah sesi kompetisi khusus untuk film gay/lesbian dalam festival film Berlin. Film ini diputar di Festival Q yang berlangsung di Jakarta, hingga pekan lalu. "Untuk pemenang kategori film nondokumenter Teddy Award, Thousand Peace of Clouds Encircling the Sky, Love, You Are Never Stopped Being Love, karya sutradara Julian Hernandez dari Meksiko," kata John Badalu, Direktur Q Film Festival yang juga menjadi juri Teddy Award 2003.
Judul film Hernandez yang panjang itu diambil dari kalimat Pierre Paolo Passolini. Passolini, kita tahu, adalah sutradara Italia, seorang gay, penganut Marxis yang terpengaruh Antonio Gramsci. Dan film-filmnya terkenal kontroversial, karena mengetengahkan seksualitas dari berbagai segi "liar". Salo, misalnya, diadaptasi dari novel Marquis de Sade, 120 Days of Sodomâmeski ia juga membuat film tentang Kristus. Pada 1975, Passolini tewas secara brutal, dicincang-cincang. Spekulasi mengatakan ia dihabisi oleh seorang pelacur pria.
Festival Qâkepanjangannya Queerâselama seminggu di Jakarta menyajikan 53 film, terdiri dari film biasa, film pendek dan dokumenter, pameran fotografi, dan seni rupa. Sebuah peristiwa cukup besar. Tahun lalu, ketika dimulai, hanya diputar beberapa film. Queerâterjemahan dari eksentrik, anehâsebuah gejala yang paling buntut dari konsekuensi demokrasi. Sebuah perayaan sikap kaum gay, lesbi, biseksual, transeksual, bahwa desire begitu kompleks, dan dimensi kemanusiaan plus estetikanya tidak cukup terekspresi dalam horizon heteroseksual.
Tentu saja,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…