Bii Yang Lagi-lagi Harus 'cuci Darah'
Edisi: 11/31 / Tanggal : 2002-05-19 / Halaman : 82 / Rubrik : KL / Penulis : Wei, Lin Che , ,
Selain struktur modal BII yang payah, ada masalah besar yang mengganggu, yakni sikap berbagai pihak dan lembaga yang menangani persoalan BII. Mereka ini cenderung menutup mata pada kenyataan bahwa yang sebenarnya dihadapi adalah masalah keuangan yang sangat rumit. Dikatakan rumit karena biaya rekap yang dibutuhkan jauh lebih besar dari apa yang diumumkan kepada publik. Sebagai acuan, lihat saja hasil due diligence yang dilakukan pada saat Bank Mandiri hendak mengakuisisi BII. Akuisisi itu kemudian batal karena, setelah due diligence, terungkap bahwa utang BII terlalu besar. Lagi pula penyelesaian masalah bank tersebut tidak cukup hanya dengan membenahi permodalannya, tapi juga harus memperbaiki struktur dari balance sheet bank yang dulu dimiliki taipan Eka Tjipta Widjaja itu.
Memperbaiki struktur modal BII jelas tidak mudah. Hal ini bisa terlihat dari keputusan KKSK No. Kep.02/K.KKSK/11/2001 tanggal 22 November 2001, yang menyatakan, agar BII mencapai CAR 8 persen, dibutuhkan dana Rp 3,975 triliun. Menurut hemat penulis, CAR 8 persen saja tidak memadai. Penyebabnya adalah sebagian besar aset BII berbentuk hedge bond (obligasi lindung nilai), sehingga untuk kebutuhan ekspansi kredit dan perbaikan struktur aset BII, masih dibutuhkan modal tambahan lagi.
Selain kekurangan modal, masalah BII yang harus diatasi adalah struktur dari aset dan liabilitasnya. Permasalahan yang terbesar adalah pada awalnya BII menyalurkan pinjaman dalam dolar AS ke Grup Sinar Mas, yang waktu itu adalah pemilik…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…