TERIAKAN DARURAT DARI PENJARA

Edisi: 11/31 / Tanggal : 2002-05-19 / Halaman : 100 / Rubrik : KSH / Penulis : Chamim, Mardiyah , Junaedy, Cahyo , Rofiqi

SEBUT saja Olo, 40 tahun, seorang pencinta penjara. Dia sama sekali tak risi menghirup udara pengap bui. Dia juga tak keberatan berdesakan dengan serombongan tahanan dalam sel berjeruji. Bahkan, Olo sering sengaja mencopet uang milik penumpang mikrolet semata-mata supaya tertangkap dan dikirim lagi ke tempat favoritnya: Rumah Tahanan Salemba, Jakarta Timur.

Kok begitu? "Di penjara, saya bisa monon seenaknya," katanya kepada Ahmad Taufik dari TEMPO. Monon atawa bool, Olo menjelaskan, adalah kegiatan anal seks antartahanan lelaki. Jika hasrat datang, dia hanya perlu menyelipkan selembar uang Rp 10 ribu ke tangan sipir penjara. Uang pun dengan segera ber-tukar dengan ombyokan kunci sel. Malam harinya, "Dengan kunci itu, saya jemput tahanan yang saya taksir," kata Olo, yang sudah setengah tahun bebas dan kini sedang merancang skenario untuk kembali ke penjara.

Ancaman penyakit menular seksual, misalnya gonorrhea dan sifilis, sama sekali tak membuat Olo gentar. Dia juga tak peduli bahwa tahanan pasangan monon-nya sangat mungkin mengusung virus HIV (human immunodeficiency virus) yang menyulut AIDS atau sindrom rontoknya kekebalan tubuh.

Kisah masih berlanjut. Olo mengenang pesta putaw, bubuk heroin kelas rendah, yang sering dilakukan di sel-sel tahanan. Rasa nikmat terasa betul ketika jarum suntik bergantian menusuk lengan 7 sampai 15 narapidana. Tak peduli jarum itu sudah tumpul atau belepotan darah…

Keywords: -

Rp. 15.000