Mutamangin

Edisi: 11/31 / Tanggal : 2002-05-19 / Halaman : 130 / Rubrik : CTP / Penulis : Mohamad, Goenawan , ,


Kita mungkin tak perlu mengidentifikasi bentuk pementasan ini. Slamet Gundono menampilkan sesuatu yang justru merayakan apa yang lepas dari identitas, tak terjebak oleh kategori. Pada saat-saat tertentu di pentas Teater Utan Kayu yang bersahaja itu, ia berhenti jadi tukang cerita dan aktor, dan ”kembali” sebagai dalang—tapi hanya dengan menggunakan dua benda yang dibungkus kain, yang dimainkannya seakan-akan sepasang golek yang bisa berubah jadi Dewa Ruci, atau Anoman, atau Bima. Tak ada perangkat gamelan. Yang hadir adalah kendang, rebana, suling, gambang, pelbagai kain yang disampirkan, sebuah benda yang mirip pintu masjid, sebuah tabung entah buat apa.

Tak ada fragmen Mahabharata di sini, yang biasa dipentaskannya dengan wayang kulit. Juga tak ada cerita wayang golek dengan tokoh Amir Hamjah. Gundono mengambil bahan ceritanya dari satu kejadian di Jawa di abad ke-17, ketika seorang ulama diadili karena dituduh menyebarkan ”ajaran sesat”: Mutamangin.

”Mutamangin” adalah cara Jawa untuk menyebut Syekh Ahmad al-Mutamakkin, seorang ulama Jawa Tengah yang konon hidup pada 1645-1740. Dalam dokumen bahasa Jawa, namanya dikekalkan dalam Serat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

X
Xu
1994-05-14

Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…

Z
Zlata
1994-04-16

Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…

Z
Zhirinovsky
1994-02-05

Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…