Sambas Masih Terluka

Edisi: 52/29 / Tanggal : 2001-03-04 / Halaman : 30 / Rubrik : NAS / Penulis : Kleden, Hermien Y. , Patebang, Edi ,


BELASAN anak asyik bermain lompat tali, sepak bola, dan petak umpet. Berkeliaran setengah telanjang, tubuh mereka yang kurus cuma dibalut celana pendek kumal. Namun, dunia kanak-kanak selalu menyimpan misteri kegembiraan sendiri: jeritan mereka yang jernih melengking di tengah permainan mengalirkan rasa hangat di tengah suasana muram yang membungkus deretan gubuk pengungsi di depan Asrama Haji Pontianak. Dan suara azan magrib adalah tiupan wasit peluit: dalam sekejap, anak-anak itu berlarian masuk ke gubuk, mengambil air wudu, salat magrib, lalu mengaji.

Saat malam turun, mereka bergabung dengan kaum dewasa menikmati hiburan di gubuk-gubuk tertentu yang punya televisi. Kehidupan kampung biasa, dan mudah ditemukan di sudut Indonesia mana pun. Bedanya, ini tempat penampungan pengungsi. Dua tahun silam, sejak pecah kerusuhan etnis Madura dan Dayak di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, ribuan warga Madura…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?