Mendukung Presiden, Membakar Golkar

Edisi: 50/29 / Tanggal : 2001-02-18 / Halaman : 25 / Rubrik : LAPUT / Penulis : P., Johan Budi S., Hakim, Jalil , Sutarwijono, Adi


RIBUAN manusia berkumpul di depan dan belakang bangunan berlantai dua mirip joglo milik Partai Golkar, Surabaya, siang itu. Sambil meneriakkan yel-yel "bubarkan Golkar", sebagian orang tampak beringas dan ingin masuk. Ratusan aparat, gabungan polisi dan tentara, mencoba menghadang laju warga dari berbagai kota di Jawa Timur itu. Sekelompok anak muda bersenjata celurit malah menantang. "Ayo tembak saya, tembak," kata mereka.

Aparat keamanan tidak menanggapi. Melihat ada peluang, beberapa pemuda langsung memberi komando, "Ayo, maju terus, jangan mundur." Abdul Mujib Manan, Sekretaris Presiden Abdurrahman Wahid yang berada di tempat itu, mencoba menghalau. Ia berdiri di depan para demonstran. "Saya pembantu dekat Gus Dur, saya minta Saudara tenang dan mundur," teriaknya menggunakan pengeras suara. Beberapa anggota Banser NU mencoba ikut membantu. Imbauan itu ditanggapi acungan senjata oleh sekelompok warga.

Massa akhirnya berhasil masuk gedung. Sebagian langsung menebang pohon beringin yang berdiri di halaman. "Ambil bensin cepat," terdengar teriakan dari seorang pria. Sejurus kemudian terlihat asap mengepul dari dalam bangunan. Beberapa anak muda tampak keluar dari gedung sambil membawa barang elektronik seperti komputer dan televisi. Aparat keamanan tak berkutik, hanya bisa menyaksikan aksi penjarahan itu.

Kobaran api membesar dengan cepat. Gegap-gempita suara "hidup Gus Dur, hidup Gus Dur" dari massa terdengar seperti nyanyian pengiring "ritual" penghancuran itu. Tidak lebih dari tiga jam, bangunan milik Partai Golkar di wilayah Jawa Timur itu menjadi puing. Hari itu, Surabaya seolah menjadi milik pendukung Presiden Abdurrahman Wahid.

Hampir bersamaan, aksi perusakan dan pembakaran kantor Golkar juga terjadi di kota lain Jawa Timur. Kemarahan massa terhadap partai berlambang pohon beringin itu terjadi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…