Jika Pangeran Cendana Pelesir Ke Cipinang

Edisi: 10/31 / Tanggal : 2002-05-12 / Halaman : 68 / Rubrik : INVT / Penulis : Zulkifli, Arif


TOMMY Soeharto tahu betul apa artinya uang di negeri korup seperti Indonesia. Dengan uang yang dikeruk dari bisnis makmur semasa ayahnya berkuasa, dia bisa membeli hampir apa saja. Kenyamanan penjara, keadilan, loyalitas.

Penjahat legendaris Al Capone—jika masih hidup—akan iri mendengar kisahnya. Tommy bisa menempati sel ber-AC di Penjara Cipinang, bebas bertemu siapa saja, dan leluasa mengatur bisnisnya—yang terus bernapas di kala pengusaha lain terpelanting oleh krisis. Dan dari situ, dia juga bisa memilih sendiri pengawal yang ia inginkan.

Inilah sudut gelap lain sistem peradilan kita, yang akan membuat banyak orang senang menjadi penjahat yang sebesar-besarnya. Dan malanglah penjahat kecil-kecilan—investigasi TEMPO menemukan, antara lain, sekitar 40 orang yang kini dilempar ke penjara lainnya atas dosa memprotes keistimewaan Tommy.

Pekan silam, narapidana ternama ini muncul di satu ruang pamer Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, yang telah disulap menjadi ruang sidang. Anak mantan presiden Soeharto itu didakwa untuk kasus pembunuhan Hakim Agung Kartasasmita.

Menang atau kalah, Tommy sesungguhnya telah memenangi penjara, bui, yang kini menjadi tempat tinggalnya.

Irisan tumpeng itu disiapkan sendiri oleh Raden Ajeng Pramesti Regita Cahyani. Dia memotongnya, menambahkan potongan ayam, tempe kering, telur, plus sayur-sayuran. Di tengah lalu-lalang manusia yang memenuhi satu ruang rapat besar tempat hajatan hari jadi PT Humpuss ke-18 pada 23 April silam, istri Tommy Soeharto yang jelita itu membungkus oleh-olehnya dengan ketelitian seorang istri yang berbakti. Kotak tumpeng itu lalu berpindah tangan ke Indriyani Yastiningtyas, sekretaris Tommy, yang segera meluncurkannya ke Penjara Cipinang.

Di sana, Aan—sebutan Indriyani—menyerahkan kiriman itu kepada pada Tommy, Komisaris Utama Humpuss, yang berdiam di bui dengan status terdakwa. Ada empat perkara yang mem-buatnya mendekam di Cipinang: pembunuhan Hakim Agung Kartasasmita, buron, menyimpan senjata api, serta pemalsuan KTP.

Nyonya Tata tidak sendirian mengirimkan tumpeng beserta salam bahagia dari ruang pesta kepada ayah anak-anaknya. Direktur Utama Humpuss Abdul Wahab serta para pegawai Humpuss turut meluapkan rasa bakti dan hormat mereka.

Di ruang syukuran yang berlangsung di lantai lima Gedung Sentra Mulia, Jakarta Selatan, Abdul Wahab menulis di atas kanvas: ”Pak Tommy, di mana pun berada, Humpuss akan senantiasa memancarkan semangat Indonesia membangun.” Seorang karyawan menekenkan parafnya sembari membubuhkan isi hatinya yang mengharukan: ”Jika sabar menghadapi cobaan dunia, Allah pasti akan membalas”. Atau: ”Yang sabar, Pak. Kami selalu mencintai Bapak.”

Karikaturis Johnny Hidayat melengkapi keriaan ulang tahun itu dengan lukisan berukuran satu meter persegi yang juga dikirimkan ke penjara. Johnny menggambarkan Tommy menunggang kuda sembrani ke arah gunung terjal sembari menggenggam bendera putih—bukan simbol kekalahan, tentu saja—berlambang Humpuss.

Kuda sembrani adalah pilihan inspiratif. Dan mencerminkan kedigdayaan Tommy yang tak bisa dipatahkan oleh gembok penjara sekalipun. Tanpa memerlukan studi bisnis bertahun-tahun—ijazah tertingginya adalah sekolah teknik menengah—Tommy mendirikan Humpuss dan menjadikannya sebuah konglomerasi bisnis dengan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13

Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…

T
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03

Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…

H
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13

Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.