Nakhoda Di Atas Kapal Yang Bocor

Edisi: 10/31 / Tanggal : 2002-05-12 / Halaman : 131 / Rubrik : EB / Penulis : Setiawan, Iwan , ,


JIKA diibaratkan sebuah kapal, Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) adalah kapal yang, selain bocor, sarat dengan beban. BPPN pun hanya bertahan hidup selama dua tahun lagi, sementara lembaga ini masih harus menjual aset senilai Rp 600 triliun. Jika dalam waktu sesingkat itu BPPN gagal, beban itu akan ditanggung oleh masyarakat. Dalam situasi yang kurang menguntungkan itulah Syafruddin Temenggung dilantik sebagai Ketua BPPN menggantikan I Putu Gede Ary Suta.

Menyadari tugas berat itu, hanya dua hari setelah dilantik, Syaf—begitu panggilan akrab Syafruddin Temenggung—langsung menggebrak. Ia berniat menjadikan BPPN sebagai agen pemulihan ekonomi. Syaf menilai bahwa persoalan utama yang menghambat proses restrukturisasi aset di BPPN adalah dokumen kredit macet yang tak diverifikasi saat diserahkan ke BPPN. Untuk itu, Syaf menargetkan, dalam satu hingga…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…