Empat Kelompok Separatisme
Edisi: 48/29 / Tanggal : 2001-02-04 / Halaman : 58 / Rubrik : KL / Penulis : Sujatmiko, Iwan Gardono , ,
Iwan Gardono Sujatmiko *)
*)Sosiolog UI
DI era globalisasi ini, masalah separatisme atau disintegrasi nasional menjadi topik yang menarik. Dalam kaitan dengan masalah itu, Indonesia, menurut Brian Beedham, associate editor The Economist, dalam edisi tahunan The Economist: The World in 2001, akan mengarah ke situasi seperti Uni Soviet dan Yugoslavia. Pendapat ini tidaklah baru karena sudah sering dikemukakan pengamat politik di luar dan dalam negeri.
Tapi mengapa hal itu bisa terjadi? Untuk membandingkan separatisme, perlu dibedakan tiga unsur: penyebab, proses, dan hasilnya. Penyebab separatisme sering kali sejarah yang berbeda, ketidakadilan, atau keragaman identitas. Sementara itu, dalam prosesnya, separatisme kerap memunculkan gejala yang mirip internal war dan negosiasi. Proses ini bisa menyebabkan hasil yang berbeda: separatisme gagal atau berhasil. Keberhasilan separatisme dipermudah oleh berbagai variabel, seperti sejarah pembentukan negara-bangsa yang dipaksakan (misalnya Uni Soviet), atau jika suatu negara-bangsa tadinya terdiri atas berbagai kesatuan politik tradisional (kerajaan), misalnya Yugoslavia.
Separatisme bukanlah hal yang mudah terjadi. Ada yang sudah lama berlangsung (Irlandia Utara sejak 1920-an) ataupun sangat berdarah (kelompok Tamil Tiger…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…