Sepercik Harapan Di Tengah Kegelapan

Edisi: 48/29 / Tanggal : 2001-02-04 / Halaman : 114 / Rubrik : LN / Penulis : Fadjri, Raihul , Laksmini, Gita W. ,

TAK ada pesta yang tidak usai. Begitulah situasi di Metro Manila saat ini, setelah aksi people's power II berhasil meng-usung Gloria Macapagal-Arroyo, 53 tahun, menghuni Istana Malacanang, dan sebaliknya memaksa Joseph Ejercito Estrada menjadi mantan presiden Filipina. Tak ada lagi aksi-aksi demonstrasi di kawasan EDSA dan Istana Malacanang, yang belakangan ini penuh hiruk-pikuk kelompok anti-Estrada.

"Selamat datang di Malacanang, Maam," sapa Sersan De Jesus, salah seorang prajurit penjaga Istana Presiden, kepada Gita W. Laksmini dari Tempo. Tak ada lagi wajah tegang. Dia tersenyum simpatik dengan tangan menggenggam santai sebuah senapan saat menyambut Tempo bertandang ke Istana Presiden Filipina pekan lalu.

Kehidupan tampak berjalan normal. Status keamanan sudah berubah dari merah menjadi biru, dan 5.500 pasukan elite sudah diizinkan pulang. Maka, berbagai jenis mobil kembali menyesaki Jalan Mabini dan Jalan Padre Fauna, sehingga menimbulkan kemacetan sebagaimana biasanya. Sopir Jeepney pun tetap nekat ngebut di tengah keramaian. Remaja Filipina kembali meramaikan plaza, melenggang dengan lengan melingkar erat di pinggang pasangannya. Ibu-ibu dengan kacamata gelap hilir-mudik menenteng kantong belanjaan. Tapi seorang pengemis perempuan tua berkaus compang-camping menopangkan tubuh rentanya ke tong sampah di emperan toko Jalan Pedro Gill.

Atmosfer bisnis pun mulai menggeliat di Distrik Makati. Kaum kerah putih tak lagi menampakkan wajahnya di balik jendela kaca gedung-gedung jangkung di kawasan bisnis itu, sebagaimana sering terjadi pada…

Keywords: -

---

Foto Terkait