Di ’amrik’ Ada Pelangi, Di Sini Membeoi Guru

Edisi: 09/31 / Tanggal : 2002-05-05 / Halaman : 102 / Rubrik : IT / Penulis : Mathari, Rusdi , Sulaeman, DIan N.,


Ia membayangkan pelajaran menggambar kali ini akan sama dengan yang di Michigan dulu. Itu sebabnya hatinya berbunga-bunga. Tapi pelajaran menggambar kali ini sungguh mengecewakan gadis kecil Indonesia itu. Sang guru hanya menyuruh para murid menggambar sawah. Ya, hanya sawah—lainnya tidak boleh. ”Saya kaget melihat kami didikte seperti itu,” ujar Mona.

Mona akhirnya memang menggambar sawah, tapi bukan sekadar sawah. ”Sawahnya” itu diberi rumah dan orang, ada pesawat terbang di atasnya, ada air mancur, ada toko, dan ada mal. Pendek kata, semua imajinasi ia tuangkan ke kanvas—bersama gambar sawah yang diminta gurunya. Bagaimana penilaian sang guru terhadap gambar Mona?

Gambar itu diberi angka 6. Sedangkan teman-temannya yang menggambar sawah seperti aslinya, dengan petak-petak yang dilukis memakai penggaris, mendapat nilai 9. ”Saya langsung mendapat kesan betapa kakunya orang Indonesia, tidak bisa menghargai karya seni, dan tak mengerti kreativitas,” ujar Mona lagi.

Kini gadis kecil itu sudah duduk di bangku kelas 3 sebuah SMU di Jakarta. Tapi, hingga sekarang, pengalaman 10 tahun silam itu masih berbekas di hatinya. Sering ketika menghadapi pelajaran di kelas, ia merasa down. ”Saya tidak suka pendidikan Indonesia yang begitu kaku,” akunya.

Ceritanya berbeda jika ia ditanya tentang pengalamannya bersekolah di Amerika.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Surga di Teluk Cendrawasih
2007-11-04

Surga di teluk cendrawasih

I
Indragiri Hulu Menjawab Tantangan
2007-11-04

Indragiri hulu menjawab tantangan

P
Potensi Sumber Daya Alam Kami Melimpah
2007-11-04

Potensi sumber daya alam kami melimpah