Sarung Sutra Madura
Edisi: 47/29 / Tanggal : 2001-01-28 / Halaman : 75 / Rubrik : OBI / Penulis : Danarto , ,
BERSAMA istrinya, Amang menikmati betul segala sajian yang dihidangkan Restoran Caza Suki di Jakarta Selatan. Amang dan Wasi Kasiati menyantap nasi putih dengan sup ikan kakap, setelah makan salad. Setelah itu, ia menyeruput kopi sembari makan kue-kue kecil, disambung buah-buahan, bersama Kiai Mustofa Bisri sekeluarga. Hari itu, minggu terakhir Oktober 2000, Amang usai berpameran lukisan bersama Gus Mus, Acep Zamzam Noor, Sapardi Djoko Damono, dan Zawawi Imron, di Hotel Le Meridien di Jakarta Pusat.
Ternyata itulah hari terakhir baginya melihat Jakarta, kota tempat ia ingin berpameran tunggal pada September 2001, menyambut ulang tahunnya yang ke-70, yang kemungkinan dimeriahkan oleh pergelaran musik dengan dirigen Tya Subiakto.
Sejauh mengarungi hidupnya, gaya lukisan Amang dekoratif surealistis. Dikerjakan secara naif, seperti jalan pikiran anak kecil. Ia ingin menangguk kemurnian. Baginya, yang penting ide, sedangkan keterampilan teknik tidaklah penting. Ia sangat menonjolkan simbolisme. Segala centang-perenang di dalam kehidupan ini ia utarakan dengan perlambang. Karya-karyanya menyebal…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…