Aroma Persaingan Dalam Kisruh Uang Receh
Edisi: 46/29 / Tanggal : 2001-01-21 / Halaman : 91 / Rubrik : EB / Penulis : Rulianto, Agung , Hidayat, Agus , Pudjiarti, Hadriani
INI tentu bukan perkara sepele. Lebih dari 400 juta bilyet (lembar) pecahan Rp 1.000 harus dibuang. Nasib yang sama dialami uang kertas Rp 5.000, yang-setelah dicetak-tak bisa diedarkan. Dan hingga kini, Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) belum bisa mengganti dua jenis uang kertas lama yang usianya sudah hampir sepuluh tahun itu.
Ini semua gara-gara bahan kertas uang receh yang dipasok PT Pura Barutama tidak bisa dicetak dengan baik. Hasil cetakannya melengkung dan bergelombang. Benang pengamannya tak terpasang dengan baik. Bahkan, banyaknya debu pada kertas membuat uang kertas yang dihasilkan berbentol-bentol.
Kok, bisa? Itulah yang tampaknya sedang dicari tahu penyebabnya oleh para wakil rakyat. Senin pekan lalu, wakil Bank Indonesia bertemu dengan tim gabungan Komisi I, II, V, dan IX DPR. Mereka membahas langkah yang akan ditempuh pemerintah untuk mengantisipasi kemungkinan kelangkaan pecahan uang Rp 1.000 dan Rp 5.000 karena terhambatnya penggantian pecahan uang yang baru. Paskah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…