Mengelus Abbas, Mencekik Haniyah

Edisi: 45/35 / Tanggal : 2007-01-07 / Halaman : 106 / Rubrik : INT / Penulis : Assegaf, Faisal


MEREKA berjabat tangan, berpelukan, mencium pipi kanan-kiri layaknya dua sohib lama. Sabtu malam dua pekan lalu, keduanya bertemu. Yang satu presiden, yang lain perdana menteri. Semuanya simbolis. Presiden Palestina Mahmud Abbas dan PM Israel Ehud Olmert masing-masing seakan mewakili bangsanya. Di depan kediaman Olmert di Yerusalem itu, bendera hitam-hijau-putih dengan segitiga merahnya Palestina, dan Bintang Daudnya Israel berdampingan.

Satu lagi simbol yang patut dicatat. Malam itu Olmert memanggil Abbas ”Mr. President”—bukan ”Pak Ketua” sebagaimana biasanya selama ini.

Pertemuan itu tidak benar-benar menyentuh inti persoalan, status Palestina, tapi hasilnya luar biasa. Olmert berjanji akan mencairkan US$ 100 juta (lebih dari Rp 900 miliar) dari total US$ 500 juta pendapatan pajak hak rakyat Palestina, yang sejauh ini ditahan pemerintah Israel. Sesuatu yang dilakukan Israel sejak Hamas memerintah pada Februari lalu. Olmert berpesan, uang itu akan ditransfer melalui kantor Abbas, atau bisa juga langsung ke rumah-rumah sakit sebagai bantuan kemanusiaan. Segalanya akan berjalan sesuai rencana, asal Hamas sama sekali tak dilibatkan.

Blokade atas uang hasil pajak ini telah mengakibatkan pegawai negeri Palestina hidup tanpa gaji selama sekitar 10…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…