Menyabung Nyawa Di Jalur Bahaya
Edisi: 44/35 / Tanggal : 2006-12-31 / Halaman : 43 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : Suyono, Seno Joko , Rulianto, Agung, Manggut, Wenseslaus
MEMILIH jalan hidup sebagai pembela korban kekerasan, Usman Hamid seperti menyabung nyawa sendiri. Suatu malam di bulan Januari 2005, Usman pulang lebih larut karena sibuk menyelidiki kasus Munir, yang tewas dalam penerbangan dari Jakarta ke Amsterdam tiga bulan sebelumnya. Tiba-tiba saja mobil yang ditumpangi Usman dan istrinya dipepet orang di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Dua mobil saling bergesek sepanjang 500 meter. Suami-istri itu nyaris celaka. Sampai sekarang tak jelas siapa yang ingin ia celaka malam itu.
Lahir di Jakarta 30 tahun silam, Usman Hamid nyaris menyerahkan masa mudanya untuk membela para korban tindak kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia. Profesi tak aman ini sudah dijalani sejak ia kuliah di Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Jakarta. Di ujung masa kuliah, Usman malah mewakili mahasiswa menyelidiki kasus 12 Mei 1998. Di hari neraka itu empat mahasiswa tewas ditembak.
Usman dan sejumlah mahasiswa…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…
Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…