Perangkap Abdurrahman
Edisi: 43/29 / Tanggal : 2001-01-07 / Halaman : 48 / Rubrik : KL / Penulis : Pabottingi, Mochtar , ,
Mochtar Pabottingi*)
*) Kepala Pusat Litbang Politik dan Kewilayahan LIPI
IBARAT lomba catur berlapis-lapis, transisi otoritarianisme kedemokrasi sarat dengan ketakpastian, abnormalitas, dan hasil akhirnya mustahil diperkirakan. Begitu kesimpulan tentatif Guillermo O'Donnel dan Philippe Schmitter dalam studi terkenal mereka di Amerika Latin (1986). Sayang, mereka melihat abnormalitas politik hanya pada masa transisi dari satu rezim ke rezim lain, khususnya dari otoritarianisme ke demokrasi. Mereka menyebut tiap rezim sebagai pelaksana sistem politik yang normal. Dan kendati pengantar Abraham Lowenthal menekankan pentingnya timing bagi transisi, kesimpulan tentatif mereka tak menyinggungnya sama sekali.
Sistem politik Orde Baru jelas tidak normal. Ia bersifat darurat-monopolistik: memaksakan stabilitas kekuasaan (power stability) tanpa stabilitas pemerintahan (governance stability). Semua lembaga, perangkat, dan mekanisme politiknya diarahkan untuk terus mempertahankan Soeharto sebagai presiden, tapi keputusan di segenap jajaran pemerintahan bisa diambil seenaknya menurut selera kekuasaan. Pada kontradiksi abnormalitas politik inilah menumpuk ketidakadilan politik, ekonomi, dan hukum hingga mencapai titik ledaknya sejak 1996.
O'Donnel-Schmitter mengabaikan tiga ciri sentral demokrasi: rasionalitas politik par excellence, kerja lembaga-lembaga politik sebagai satu paket, dan supremasi hukum. Ia juga tak melihat bahwa, khusus di masa transisi, mutlak diperlukan kepala negara yang memiliki keberanian, komitmen, dan kreativitas untuk sedapat mungkin mewujudkan ketiga ciri sentral tersebut. Demokrasi adalah rasionalitas politik saling imbang dan saling kontrol tiga lapis, yaitu antara nasion, konstitusi, dan negara; antara ketiga lembaga pemerintahan; dan/atau antara keenam lembaga demokrasi: partai politik, pemilihan umum, parlemen, eksekutif, yudikatif, dan pers bebas. Rasionalitas inilah yang disebut Seyla Benhabib sebagai practical rationality (1996).
Ketakpastian memang merupakan ciri dominan transisi. Kita mustahil dan memang tak perlu meniru tempo tumbuhnya negara-negara demokrasi historis (terutama Amerika Serikat) serta frekuensi trials and…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…