Pabrik Dalang Cilik

Edisi: 44/35 / Tanggal : 2006-12-31 / Halaman : 154 / Rubrik : PDK / Penulis : Prabandari, Purwani D., Rosyid, Imron , Sunudyantoro


ANAK lelaki itu tampak repot. Di tangan kiri tergenggam dua wayang kulit berukuran satu setengah panjang tangannya. Tangan lainnya memegang gapit gunungan. Ukurannya lebih besar dari tubuhnya. Ia berusaha duduk tegak di depan kelir seperti laiknya seorang dalang. Suara kanak-kanaknya terdengar parau dan terbata-bata. ”Bumi gonjang-ganjing, langit kelop-kelop....”

Pekan lalu, untuk pertama kalinya Gagat Ridwan Wicaksono, 10 tahun, berlatih memainkan anak wayang. Bukan untuk gaya-gayaan, tapi belajar serius agar ia bisa jadi dalang. Di sekeliling Gagat ada sepuluh anak sepantarannya yang juga sibuk menyabetkan wayang di depan kelir. Ada yang masih kaku, banyak pula yang sudah lancar. Beginilah suasana sore hari di Sanggar Sarotomo, Taman Budaya Surakarta, saat kelas mendalang untuk anak-anak dibuka.

Sanggar Sarotomo, Sanggar Pawiyatan Pedalangan Madiun di Magetan, atau Sanggar Sumbang Budaya di Jakarta adalah beberapa perkumpulan yang peduli pada kelanjutan kesenian wayang dengan membuka kelas dalang untuk anak-anak. Ini bukan hal yang mudah. Pengurus sanggar tanpa lelah membujuk anak-anak sekolah dasar—yang lebih akrab dengan televisi dan PC—agar mau belajar seni boneka kulit itu.

Upaya ini misalnya dilakukan oleh Mujiono, pengasuh Sanggar Sarotomo. Sebagai guru…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14

Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…

S
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16

Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…

T
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16

Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…