Datuk Seri Anwar Ibrahim: ”saya Bukan Malaikat”

Edisi: 44/35 / Tanggal : 2006-12-31 / Halaman : 171 / Rubrik : WAW / Penulis : Bektiati, Bina, Basral, Akmal Nasery, Taufik, Ahmad


BEKAS Wakil Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim, 59 tahun, kembali mengunjungi Indonesia pekan lalu. Kehadiran Anwar tetap menuai respons hangat dari kolega dan pengagumnya di sini. Ia bertemu intelektual Adi Sasono, pengusaha Abdul Latief, Chairul Tanjung, sampai Wakil Presiden Jusuf Kalla. Di Universitas Al-Azhar, Kebayoran Baru, kedatangannya dielu-elukan mahasiswa.

Wajahnya kini terlihat segar. Selorohnya juga kerap keluar saat ditemui di Hotel The Sultan, Senin pekan lalu. Menyadari agak terlambat dari janji yang sudah ditetapkan, Anwar minta maaf seraya melucu. “Maaf harus sikat rambut dulu. Maklum, orang lelaki pun ada male menopause juga,” katanya kepada wartawan Tempo Bina Bektiati, Akmal Nasery Basral, Ahmad Taufik, Faisal Assegaf, dan fotografer Hendra Suhara.

Mengapa Anda menyatakan akan ikut pemilu 2008?

Bukan saya mencalonkan diri (sebagai perdana menteri). Saya hanya menuntut hak sebagai warga negara yang dinafikan setelah keluar penjara.

Apa maksud Anda dinafikan?

Selepas dari penjara, saya terpaksa memberi kuliah di Oxford dan kini di Georgetown University. Ini saya lakukan karena saya tidak diberi ruang, tidak dapat kerja, dan tidak boleh masuk kampus di Malaysia, padahal saya senang mengajar.

Selain itu, apa motivasi Anda?

Di era pemerintahan Pak Abdullah (Badawi) ini sistem tidak berubah. Apalagi kini terjadi ketegangan ras dan agama. Sisi ekonomi membimbangkan. Indeks korupsi, kebebasan media, dan investasi langsung luar negeri juga merosot. Ini yang akan saya beri ruang cukup (seandainya terpilih sebagai PM).

Apa agenda yang akan Anda usung?

Dari segi ekonomi, kami harus kompetitif dan menerima globalisasi. Saat ini kami kalah dari Cina, India, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan dalam hal teknologi dan upah yang lebih baik. Padahal kami memiliki banyak orang pintar. Ambillah yang pintar untuk memimpin universiti di Malaysia. Jangan ambil ketua-ketua cabang partai politik lalu mengharapkan mereka menghasilkan yang terbaik. Itu tak mungkin.

Bagaimana dengan bidang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…