Lech Walesa: "jaruzelski Menghilangkan 10 Tahun Demokrasi Kami"

Edisi: 43/29 / Tanggal : 2001-01-07 / Halaman : 154 / Rubrik : LN / Penulis : , ,


DI antara anggota Panitia Khusus Dewan Perwakilan Rakyat untuk kasus Bulog-dugaan pemakaian dana secara ilegal oleh Presiden Abdurrahman-Alvin Lie yang paling populer. Bicaranya yang keras tanpa basa-basi, kepandaiannya memilih kalimat "layak kutip" membuat anggota Fraksi Reformasi ini selalu dikejar wartawan. Lagi pula, ia bagai kamus Buloggate berjalan saja: ia hafal setiap tanggal penting kejadian kasus yang bisa membuat Presiden "turun panggung" ini. Tak mengherankan jika handphone-nya hampir setiap kali berdering-ia tiap bulan membayar tagihan pulsa sampai sekitar Rp 4 juta. Anak Semarang berusia 39 tahun itu pun gampang dikenali dari rambutnya yang jabrik.

Dari atas bangunan tua bertingkat dua-tempat Lech Walesa berkantor-di Zienola Brama alias Kota Lama, orang bisa memandang lepas ke sebuah kanal lebar yang membelah Gdansk. Aliran kanal itu berakhir di tepi Laut Baltik yang memucat di bawah langit peralihan musim. Bekerja di ketinggian membuat bekas Presiden Polandia itu leluasa menikmati keluasan kota. Dari jendela kantornya, ia bisa membaca sejarah masa silam yang terlukis di kubah-kubah gereja abad pertengahan hingga jalan-jalan ke arah Pelabuhan Gdansk. Sesungguhnya, Lech Walesa tak perlu memalingkan wajah ke arah mana pun untuk merenungkan sejarah Polandia di kota itu.

Dia adalah sejarah itu. Walesa menuliskannya dengan radikal di setiap jengkal tanah Gdansk. Tukang listrik yang dipecat dari Galangan Kapal Lenin pada 1976 ini menganggur empat tahun sebelum membentuk Serikat Buruh Solidaritas pada 1980. Adalah Solidaritas yang memprakarsai kembalinya demokrasi ke Polandia setelah puluhan tahun mereka dicengkeram rezim komunis yang represif: perpanjangan tangan Uni Soviet.

Tampil dalam setelan jas berwarna biru pucat tatkala menerima TEMPO, Lech Walesa kini lebih mirip pengusaha flamboyan. Tapi semangat Walesa muda, yang pernah meloncati pagar pelabuhan dengan rambut tergerai untuk memimpin pemogokan raksasa kaum buruh di Galangan Kapal Lenin, 14 Agustus 1980, belum sepenuhnya hilang. Bekas Ketua Serikat Buruh Solidaritas itu-dalam dimensi tertentu-memiliki hidup mapan; menjadi presiden dan politisi. Namun, "Kehidupan di istana tidak mengubah kepribadian saya. Tanpa menjadi presiden, saya tetap bisa hidup dengan keahlian seorang tukang listrik yang andal," ujarnya dengan suara mengguntur kepada TEMPO.

Ia memimpin Polandia tak lama setelah kejatuhan rezim komunis pada 1989. Menjadi presiden satu periode (1990-1995), pria kelahiran Popowo, 29 September 1943, ini adalah seorang "pendobrak sistem yang genius"-demikian julukan sejumlah anak muda Warsawa untuknya. Bagi Polandia, Solidaritas bukan sekadar nama serikat. Ia menjadi tamsil betapa orang harus berani menderita untuk keluar…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…