Seni Pertunjukan Indonesia: Ziarah Panjang Menembus Rimba Seni Dunia
Edisi: 43/29 / Tanggal : 2001-01-07 / Halaman : 192 / Rubrik : SN / Penulis : Suyono, Seno Joko , Arjanto, Dwi , Setiawan, Iwan
"Saya mengepit sebuah album berisi foto pertunjukan saya
Saya menemukan diri seperti badut yang dungu, seradak-seruduk
mencari tempat berpegang. Di New York, di rimba seniman-seniman
kaliber dunia. Siapakah saya?"
(Putu Wijaya, TEMPO, Maret 1988)
***
DUA BELAS tahun silam, Putu Wijaya menulis surat kepada Majalah TEMPO. Surat itu menceritakan suka-dukanya menembus La Mama, sebuah tempat pertunjukan alternatif di New York, AS. Pemimpin La Mama, Ellen Steward, adalah seorang perempuan Afro-Amerika yang menjadi kunci penting teater off-off Broadway. Putu bercerita bagaimana ia rela menunggu, kedinginan, mencegat Ellen di jalan masuk La Mama, hanya untuk menyerahkan map. Toh, berkali-kali ia ditolak. Bahkan untuk sekadar mengingat nama Putu pun, Ellen kelihatan tak berminat. Tapi kegigihan Putu membuahkan hasil. Tak disangka, suatu kali, melihat Putu tercangkung penuh harap di depan loket La Mama, Ellen menegurnya. Sebuah jalan pun terbuka.
Kisah Putu adalah sebuah kisah tentang upaya seniman Indonesia yang bersedia bersusah payah bergulat di luar negeri menembus festival-festival atau tempat-tempat pertunjukan terhormat. Tahun ini Tony Prabowo dan Arahmaiani telah berhasil menembus belantara New York. Tony Prabowo, bekerja sama dengan Goenawan Mohamad dan beberapa seniman AS, berhasil mementaskan opera Kali di Seattle dan King's Witch di Lincoln Center, New York.
Sedangkan Arahmaiani, dengan sponsor Asia Cultural Council, mengadakan pameran Diary of New York. Ia dan Heri Dono-melalui seleksi 10 orang kurator-terpilih sebagai salah satu di antara 100 perupa kontemporer dunia terbaik tahun 2000, yang didokumentasikan dalam buku berjudul Fresh Cream. Demikian pula musisi I Wayan Sadra, selama setahun terakhir melanglang buana dari festival-festival musik Jerman sampai Spanyol. Koreografer Boi G. Sakti tahun ini pun diundang menjadi koreografer tamu Singapore Ballet Dance, sementara Restu Iman Sari menoreh prestasi dengan terlibat pementasan akbar The Day Before karya Robert Wilson. Demikian pula penari Yogya, Miroto, ikut berkeliling Jerman, Australia, dalam pertunjukan Desdemona yang disutradarai dramawan Singapura, Ong Keng Sen.
Karena itu, bisa dikatakan tahun 2000 adalah tahun seniman Indonesia di panggung dunia. Tentu mereka melalui upaya yang beragam. Putu Wijaya merekrut seluruh keuletan personalnya dengan membangun jaringan internasional, lalu tampil di mancanegara tanpa mempedulikan festival besar, kecil, ataupun sekadar workshop. Ada yang menyutradarai aktor-aktor asing dengan naskah sendiri seperti Riantiarno dan Ratna Sarumpaet, yang mementaskan Sampek Engtay di Singapura dan Marsinah di Irlandia. Ada yang spontan berkolaborasi seperti Ki Slamet Gundono di sebuah festival boneka di Yunani, atau yang rame-rame seperti pentas kolaborasi teater Rinko-Gun Jepang dengan sejumlah dramawan muda Indonesia (antara lain Yudi Tajudin dan Teater Garasi) di Tokyo. Gejala apakah ini? Apakah tampilnya seniman Indonesia di panggung dunia berarti sudah ada pengakuan internasional?
Menurut kandidat doktor musik Universitas Wisconsin, Franki Raden, masih perlu langkah jauh dan panjang untuk mewujudkan seni kontemporer Indonesia untuk menjadi fenomena mantap di Amerika atau Eropa. Dibandingkan dengan seniman negara Asia lain seperti Cina, Jepang, Korea Selatan, kehadiran seniman Indonesia masih kurang (banyak). Tahun-tahun ini kesenian kontemporer Cina atau Jepang sudah jauh lebih agresif menyerbu festival_festival besar Amerika dan Eropa.
Kendala utama seniman kita memang terutama pada persoalan kepedulian pemerintah. Pemerintah Jepang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.