B.j. Habibie: "saya Telah Menyelesaikan My Mission Impossible"

Edisi: 45/29 / Tanggal : 2001-01-14 / Halaman : 38 / Rubrik : WAW / Penulis : Kleden, Hermien Y. , Priyanto, Andre ,


TURUN dari kursi kepresidenan pada Oktober 1999, nama B.J. Habibie tiba-tiba raib dari peredaran. Ke mana dia? Apa saja kegiatannya setelah pensiun? Wartawan TEMPO Andre Priyanto mengamati kehidupan presiden ketiga Indonesia ini dari dekat selama tiga pekan, dalam sebuah kunjungan pribadinya ke Hungaria Desember kemarin.

Great Synagogue Budapest, ibu kota Hungaria, adalah salah satu obyek wisata terpenting di negeri Eropa Timur itu. Dibangun pada 1859, dia merupakan tempat ibadah Yahudi terbesar kedua di seluruh dunia. Desember lalu, tempat itu didatangi sepasang pelancong Indonesia yang agak istimewa.

Pelancong suami-istri itu tampak terlalu bersemangat bertanya ini-itu kepada sang rabbi, kepala rumah ibadah tadi. Setiap penjelasan sang rabbi disambar sederet pertanyaan baru yang menuntut keterangan lebih detail. Antara lain, sang tamu bertanya kenapa Hungaria bisa memiliki sinagoga lebih besar dari Jerman, sementara jumlah penduduk Yahudinya lebih sedikit-terhitung paling sedikit di Eropa. Tak sekadar bertanya, mereka juga berdebat panjang-lebar, sehingga pemandu wisata harus menengahi mereka dan meringkas perdebatan.

Si pemandu wisata merasa perlu melakukan itu. Menemani pasangan B.J. Habibie dan Hasri Ainun mengunjungi museum, situs bersejarah, dan gedung konser adalah tugas yang memerlukan daya tahan dan pengetahuan ekstra. Tak jarang mereka menghabiskan waktu tiga jam di satu tempat, dari dua jam yang dijatahkan, karena melayani pertanyaan dan perdebatan yang tak kunjung habis.

Apa saja bisa diperdebatkan. Seorang staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Budapest sempat dibuat frustrasi ketika suatu hari mencoba menunjukkan arah kiblat untuk salat. Ragu dengan arah yang ditunjukkan, Habibie mulai memperdebatkan letak geografis Hungaria relatif terhadap Mekah. Sampai akhirnya pegawai itu menyerah dengan mengatakan, "Terserah Bapak dan Ibu saja." Pada hari yang lain, dalam kesempatan salat tarawih, Habibie mempersoalkan perbedaan rakaat (hitungan salat) di situ dengan di Indonesia.

Begitulah, beberapa staf KBRI yang pernah menemani mantan presiden itu mengakui keandalan Habibie dalam berdebat dan berbicara-suatu hal yang kadang terjatuh menjadi menjemukan. "Kebiasaan buruk saya adalah sukar berhenti jika sudah bicara," ujarnya tatkala memberikan ceramah di Universitas Eotvos Lorand, salah satu universitas tertua di Hungaria. Habibie…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…