Mencari Jejak La Galigo

Edisi: 06/31 / Tanggal : 2002-04-14 / Halaman : 69 / Rubrik : IQR / Penulis : Pareanom, Yusi Avianto , Amir, Syarief ,


SYAHDAN, pada abad ke-15, dunia telah mengenal La Galigo. Bahkan 300 ribu larik epik itu konon sudah lahir ketika abad Masehi baru mencium bumi. Sungguh tua, sungguh panjang usia kisah yang pernah menjadi bagian dalam kehidupan suku Bugis ini. Inilah epos yang konon terpanjang di seluruh dunia. Jumlah ini jauh lebih gemuk ketimbang epos agung Mahabharata, yang terdiri dari 150 ribu-200 ribu baris, atau Iliad dan Odyssey yang "hanya" terdiri dari 16 ribu baris. Karena itulah, bulan Maret silam, puluhan peneliti dan pakar internasional bertemu di Barru, Sulawesi Selatan, untuk mendiskusikan karya sastra mahapanjang yang istimewa ini.

Di Barru, tempat waktu berjalan merayap, Sureq Galigo diperkenalkan kembali pada publik. Istilah pengenalan kembali memang ironis. Sureq Galigo yang usianya sudah berabad-abad itu di masa lalu adalah bagian tak terpisahkan dalam kehidupan rakyat Sulawesi Selatan, khususnya suku Bugis. Namun, fakta di lapangan, karya sastra ini sudah mulai dilupakan.

Maka, selama Festival La Galigo itu, Desa Pancana sejenak berubah wajah. Desa yang terletak di pinggir pantai Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, yang biasa disiram aroma amis ikan laut, pada Maret silam dikunjungi ribuan orang dari berbagai kawasan yang memenuhi lorong-lorong kampung. Jalan masuk yang membelah tambak di desa itu malah macet gara-gara banyaknya mobil yang parkir. Hiburan macam ini memang jarang ditemui.

Tapi tidak semuanya senang dengan hiruk-pikuk ini. Hajjah Siti Ara, 42 tahun, pedagang obat di Pasar Sentral Barru, terang-terangan mengaku kecewa. Ia datang ke festival dengan harapan bisa menyimak Masureq, pembacaan La Galigo atau Sureq Galigo (penamaan ini untuk membedakan dengan nama tokoh I La Galigo) yang khidmat dan menghanyutkan. Harapannya meleset karena situasi festival mirip pasar malam yang sesak dengan pedagang. Siti, yang semasa sekolah menengah pernah main drama dengan tema La Galigo, juga menyesalkan banyaknya atraksi kesenian yang tak ada hubungan dengan tema festival.

Jadi, apa sesungguhnya yang membuat La Galigo begitu istimewa? Dan, bagaimana karya itu bisa sedemikian panjang? Ia membentangkan dongeng tentang tujuh generasi. Ini berbeda dengan cerita rakyat dari daerah lain di Indonesia, yang umumnya berbentuk banjaran (kisah satu tokoh dari lahir sampai meninggal). Cerita kolosal ini juga terlihat dengan 1.000 tokoh penting yang menghuni episode-episodenya. Christian Pelras,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…