Berebut Warisan Si Kancil

Edisi: 41/29 / Tanggal : 2000-12-17 / Halaman : 28 / Rubrik : NAS / Penulis : Setiyardi , ,


LENGANG menyergap ruang pamer di lantai dua Museum Adam Malik, Jalan Diponegoro, Jakarta. Ribuan keramik, lukisan, dan benda sejarah bernilai seni tinggi lainnya lenyap tak berbekas. Tak kuat menanggung sepi, sebuah lukisan potret diri Adam Malik yang masih tergantung di dinding terlihat sedih. Aroma debu terasa menusuk hidung. Karpet berwarna cokelat kusam menjadi saksi bisu betapa sebuah nama besar dan kejayaan tak pernah abadi.

Museum yang diresmikan pada 1984 itu kini tinggal kenangan. Beberapa pengunjung yang datang harus menanggung kekecewaan. "Museum sudah ditutup untuk umum," kata seorang penjaga di situ. Suasana suram memagut tiap pojok bangunan. Meski papan nama museum masih berdiri tegak, fungsinya telah berubah menjadi rumah tinggal biasa. Nyonya Nelly Adam Malik, 75 tahun, istri almarhum Adam Malik, merajut hari tuanya di rumah seluas 3.000 meter persegi itu.

Adam Malik adalah salah satu tokoh Orde Baru yang lama bertengger di lingkungan kekuasaan. Selain lama menduduki jabatan menteri luar negeri, yang membuatnya melanglang buana,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?