Dibangun Dari Darah Para Tapol
Edisi: 41/29 / Tanggal : 2000-12-17 / Halaman : 66 / Rubrik : SEL / Penulis : , ,
KESENYAPAN yang pekat membalut Dermaga Kayeli, di suatu dini hari. Dari feri Danaurana-satu-satunya feri yang melayani rute Ambon-Pulau Buru pasca-kerusuhan Ambon-hanya tampak pendar sekitar selusin lampu merkuri yang menyinari tepian pelabuhan kecil yang terletak di sebuah teluk. Seperti inilah sambutan selamat datang di Pulau Buru, bekas tempat pembuangan ribuan lelaki penyandang tuduhan komunis.
Kesan misterius Buru segera dipecahkan dengan teriakan puluhan tukang ojek yang menawarkan jasa angkut ke Namlea, ibu kota Buru, yang berjarak 4 kilometer dari pelabuhan. Tiba-tiba pulau yang luasnya satu setengah kali Pulau Bali itu justru menjadi terasa sangat hidup. Bersamaan dengan menyembulnya matahari, jalan-jalan di Namlea mulai ramai dengan berbagai jenis kendaraan bermotor. Di depan pasar ikan Namlea, para calo angkutan pedalaman berteriak, "Unit, Unit!", "Mako, Mako!" Mereka menawarkan angkutan ke desa atau kota kecil di pedalaman yang dahulu dijadikan kamp para tahanan politik (1969-79). Di masa lalu, di jalan-jalan Namlea hanya ada jip-jip milik tentara peleton pengawal.
Sepanjang Jalan Flamboyan, jalan utama di Namlea, kesibukan penduduk semakin meramaikan kota. Bangunan seperti gedung pemerintahan, sekolah, gereja, masjid, rumah makan, dan hotel menjadi atribut Namlea. Dan seperti kota-kota pelabuhan lainnya, Namlea juga memiliki napas yang panjang. Pada malam hari, nadi kota kecil itu masih berdenyut. Ada toko yang buka hingga malam dan ada fasilitas hiburan karaoke.
Namun, sebenarnya kegiatan di Namlea sudah berkurang dalam dua tahun terakhir. Konflik di Maluku berimbas ke Pulau Buru. Meskipun Buru tidak terinfeksi kerusuhan, kegiatan di Namlealah yang surut. Hal itu karena interaksi antara Buru dan daerah di Maluku lainnya berkurang drastis. Kapal dari Ambon yang berlabuh ke Namlea, misalnya, tinggal sebuah saja. Menurut cerita penduduk setempat, sejak kerusuhan terjadi, perdagangan antarpulau surut. Maklum, pada masa damai Pulau Buru menjadi pemasok 40 persen kebutuhan pangan di Ambon dan sekitarnya.
Jalan raya dari…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…
