Istana Tommy Di Cipinang
Edisi: 04/31 / Tanggal : 2002-03-31 / Halaman : 20 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Zulkifli, Arif , Aryanto, Yostinus Tomi , Junaedi, Cahyo
SELEMBAR surat berisi tembang Jawa, Asmaradana dan Dhandhang Gula, dikirimkan kepada Tommy Soeharto di penjara. Pengirimnya seorang pria asal Bangil, Jawa Timur. "Tabahlah dalam menghadapi cobaan," kata si pengirim surat. "Jangan lupa bacakan tembang ini lamat-lamat ke telinga Pak Harto agar beliau cepat sembuh dan malapetaka segera menyingkir dari Keluarga Cendana."
Dua pekan lalu, Tommy memang diizinkan meninggalkan penjara untuk membesuk ayahnya yang sakit. Tak jelas apakah tembang itu dibacakannya. Tak jelas pula apakah ia peduli dengan surat itu.
Tommy mestinya memang lebih berkonsentrasi pada persidangan kasusnya, yang telah dimulai Rabu pekan lalu, ketimbang memedulikan sebuah surat. Putra bekas presiden Soeharto itu kini diancam hukuman mati karena tuduhan melakukan empat kejahatan sekaligus: pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita, menghindar dari hukuman penjara (buron), dan menyimpan senjata api di dua tempat di Jakarta.
Tapi secarik surat menunjukkan bahwa Tommy tak kehilangan penggemar. Kurang dari dua bulan mendekam di Penjara Cipinang, setidaknya tujuh surat telah diterimanya. Pengirimnya aneka rupa: ibu-ibu, anak gadis, atau pemuda. Semua dengan nada simpati. Bahkan ada yang mengirim kue. "Saya dan penjaga Tommy sempat mencicipi kue itu," kata Ngusman, Kepala Lembaga Pemasyarakat (Lapas) Cipinang.
Anda yang berharap Tommy Soeharto sengsara di penjarakarena kehilangan fasilitas dan kehormatantampaknya harus kecewa. Selain tetap memiliki penggemar, Tommy mendapatkan banyak kemudahan di balik terali besi.
Tengoklah sel tempat Tommy meringkuk. Putra bungsu Soeharto itu menempati Blok III H, sebuah blok istimewa. Dahulu hanya tahanan politik seperti Soebandrio yang boleh masuk ke sana. Di sana terdapat tiga kamar besar-besar. Tommy menempati kamar nomor satu, yang telah dilapisi keramik bersih serta memiliki kamar mandi pribadi. Selain itu ada pula meja, kursi, tempat tidur pegas, kipas angin, peralatan masak, televisi 21 inci, dan pendingin udara. Semua dipasok orang-orang Tommy. "AC paling penting, soalnya di sana panas," kata Osmon, anak buah Tommy yang meng-urus semua tetek-bengek itu.
Saat ini kamar…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…