Demam 'ngeber' Pasangan Sejenis

Edisi: 04/31 / Tanggal : 2002-03-31 / Halaman : 64 / Rubrik : GH / Penulis : Zulkifli, Arif , Fibri, Romi , Lebang, Tomi


KEDUANYA meliuk seperti penari cabul. Di bawah kilatan lampu kaya warna, otot mereka liat berkilauan. Sekal, hampir tanpa busana selain secarik cawat ketat yang justru menonjolkan lingga. Sesekali mereka merunduk, jongkok, atau menarikan adegan persetubuhan.

Ratusan tubuh lain menggeletar di lantai dansa. Mereka larut dalam histeria, terhuyung dalam getaran asmara. Puluhan pasangan tampak saling melekatkan pinggang, mengecup pipi. Sebagian lain terhuyung-huyung, seperti tersihir sajian Go-Go Dancers yang meletup-letup.

Malam itu, Ahad pekan lalu, ratusan kaum homoseksual membanjiri acara "Gay Night" di Kafe Jalan-Jalan, yang bertengger di lantai 36 Menara Imperium di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Inilah tempat kumpul paling hot bagi kaum gay Jakarta. "Kami nyaman nongkrong di sini," kata Andry, seorang tamu.

Seolah tak mengenal kata surut, klub-klub gay Jakarta tumbuh subur dan kebanjiran peminat. Pelbagai kafe dan bar bergiliran menggelar acara sejenis, bergantian tiap malam. Sementara Ahad mereka nongkrong di Jalan-Jalan, Selasa mereka bertandang ke Diva Bar di kawasan Kebayoran. Esoknya, ganti ke Diskotek ML (Malam Lembayung) di daerah Kota, lalu Kamis mojok di Prego. Begitu seterusnya hingga pekan berganti.

Tak ada angka yang pasti tentang jumlah gay di Jakarta. Dede Oetomo, aktivis gay dan pengajar di Universitas Airlangga, Surabaya, memperkirakan saat ini di Indonesia ada dua juta gay dan lesbian. "Itu saya hitung secara kasar dari mereka yang secara aktif melakukan kontak satu sama lain," Dede menjelaskan.

Di Kafe Jalan-Jalan, 200-300 orang dipastikan datang setiap pekan. Bahkan pernah suatu malam Jalan-Jalan kebanjiran 1.000 pengunjung. "Itu rekor kami selama ini," kata Jessie, Petugas Humas Jalan-Jalan.

Sebagai pengelola kafe dengan pelanggan kaum gay, Jessie punya kiat khusus untuk menjerat tamu. Pada saat Gay Night, ia mengganti pelayan perempuan dengan pramusaji laki-laki. Para tamu rupanya tak nyaman jika ada perempuan ikut gentayangan dalam keramaian itu. Pernah suatu kali Jessie nekat menurunkan pelayan perempuan. Para tamu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Tak Terpisahkan Capek, Jazz, dan Bir
1993-10-02

Sejumlah eksekutif mencari dunia lain dengan mendatangi kafe. kafe yang menyuguhkan musik jazz jadi rebutan.…

A
AGAR MISS PULSA TIDAK KESEPIAN
1993-02-06

Pemakaian telepon genggam atau telepon jinjing kini tak hanya untuk bisnis tapi juga untuk ngobrol.…

I
INGIN LAIN DARI YANG LAIN
1992-02-01

Festival mobil gila dalam pesta otomotif 92 di surabaya akan diperlombakan mobil unik, nyentrik dan…