Sekadar 'turun-panas' Di Palestina
Edisi: 03/31 / Tanggal : 2002-03-24 / Halaman : 126 / Rubrik : LN / Penulis : Zulkifli, Arif , Setyo, Dwi ,
MATAHARI belum sepenggalah ketika tank terakhir menderu meninggalkan Ramallah, Jumat pekan lalu. Kota terbesar di Tepi Barat Sungai Yordan itu tiba-tiba lengang. Tapi itu tak lama. Hanya beberapa saat kemudian, seperti laron berhamburan dari sarangnya, ribuan orang, lelaki, perempuan, anak-anak, menyerbu jalanan.
Pagi itu untuk pertama kalinya warga Ramallah melihat kembali wajah kota setelah 72 jam tersekap dalam kurungan pasukan elite Israel. Di pelataran parkir, mobil-mobil melesak tergilas tank, satu gedung tampak remuk di dekat perempatan, dan beberapa lubang besar menghiasi tembok sebuah sekolah menengah.
Mundurnya Israel dari beberapa kota di Tepi Barat manandai satu babak baru di Palestina: berakhirnya unjuk kekerasan (setidaknya untuk sementara) yang memakan ribuan korban selama satu setengah tahun terakhir. Selama dua pekan bulan Maret ini saja, lebih dari 250 orang tewas, 188 di antaranya penduduk Palestina.
Babak yang melegakan ini sebenarnya dimulai tiga hari sebelumnya di New York, ketika Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui suatu resolusi yang mengakui konsepsi negara Palestina. Resolusi ini juga mendorong Israel dan Palestina hidup berdampingan secara damai…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…
Mandela dan Timnya
1994-05-14Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…