Wadduh, Bi Bangkrut!

Edisi: 38/29 / Tanggal : 2000-11-26 / Halaman : 15 / Rubrik : OPI / Penulis : , ,


SEPANJANG dua pekan terakhir, gagasan melikuidasi Bank Indonesia (BI) bukan lagi isu yang terlalu tabu untuk dibicarakan. Gagasan likuidasi muncul karena neraca BI diperkirakan defisit gara-gara beban bantuan likuiditas Bank Indonesia alias BLBI sebesar Rp 24,5 triliun yang harus ditanggungnya. Kalau tak ada alternatif penyelamatan, BI dipastikan bangkrut.

Selentingan mengenai pembubaran BI sebenarnya sudah mencuat sejak dua tahun lalu. Seperti halnya Departemen Penerangan dan Departemen Sosial, BI merupakan kapal besar yang sarat beban. Kapal-kapal warisan Orde Baru yang rapuh seperti itu jumlahnya banyak dan hampir semua merupakan liabilities bagi pemerintah pasca-Orde Baru. Bank Indonesia tak terkecuali. Selama tiga dasawarsa, lembaga otoritas moneter ini terbiasa berfungsi sebagai perpanjangan tangan pemerintah, lengkap dengan berbagai distorsinya. Atas instruksi pemerintah pula, BI menyalurkan bantuan likuiditas yang jumlahnya mencapai Rp 140 triliun lebih-ke bank-bank swasta dan bank-bank pemerintah. Salah fungsi dan kerentanan posisi BI yang parah itu, tak bisa dibiarkan lebih lama, sehingga diputuskan bahwa bank sentral harus mendapat independensinya kembali. Dengan kata lain, BI harus menjadi otoritas moneter yang independen. Dalam implementasinya,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18

Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.

K
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18

Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.

S
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25

Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.