Prabowo Subianto: "turun Itu Menyakitkan"

Edisi: 37/29 / Tanggal : 2000-11-19 / Halaman : 38 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,


SHIO Kelinci menaungi Prabowo Subianto Djojohadikusumo, yang lahir pada 17 Oktober 1951. Dalam perhitungan horoskop Cina, shio ini menjanjikan bakat dagang, kemahiran berhitung, dan ketajaman berspekulasi: sebuah kemampuan yang baru dapat dikembangkan Prabowo selepas ia dipaksa meninggalkan panji-panji militernya. Agustus 1998, Letnan Jenderal Prabowo dipecat dari semua jabatan militernya. Hanya dalam hitungan pekan, ia terbang ke Amman, ibu kota Kerajaan Yordania. Di negeri di kawasan Timur Tengah itu, Prabowo-dalam jaminan Pangeran Abdullah, kini Raja Yordania-memulai hidupnya di pengasingan. Di sana pula Prabowo mulai menjajal kemampuan bisnisnya, walau, "Militer adalah dunia yang paling saya cintai," begitu ia selalu berkata.

Muda, cerdas, dan berambisi adalah sejumlah label yang membawa ingatan orang pada Prabowo. Kalangan yang tak menyukainya memberi cap kepada Prabowo sebagai "bom waktu" yang mampu melibas kekuasaan lawan-lawannya dengan kekuasaan dan strategi. Putra ekonom senior Sumitro Djojohadikusumo ini adalah salah satu bintang paling cemerlang-The Rising Star adalah julukannya-dari jenderal-jenderal pasca-1970. Alumni Akademi Militer Nasional Magelang 1974 ini membalap rekan-rekannya jauh di depan. Ia melekatkan tiga bintang di bahunya pada usia 47 tahun, saat dilantik menjadi Panglima Kostrad pada Januari 1998. Sebelumnya, ia menempati sebuah pos yang tak kurang prestisius: Komandan Jenderal Kopasssus (1996-1998).

Kelebihan lain Prabowo: ia memupuskan profil stereotip tentara yang cuma mahir menguasai soal-soal teknis militer. Lahir dari keluarga intelektual, Prabowo terlatih mencintai buku sejak kecil. Masa kanak-kanak dan remaja yang ia habiskan di luar negeri membuatnya mampu menguasai empat bahasa asing dengan sempurna. Ia mencintai sastra dan sejarah. Ia membaca karya-karya Shakespeare dan Dovtoyevski, selain melahap buku-buku ekonomi, psikologi, dan militer-dan menonton pertunjukan teater bermutu sekelas Broadway. Banyak dimensi yang membuatnya berkelas sebagai perwira-di luar kemampuan bidang militer itu sendiri. Tapi, nasib baik tidak berpihak terlalu lama pada perwira muda dengan karir bersinar ini.

Hanya lima bulan setelah dilantik menjadi letnan jenderal, Prabowo dipaksa mencopot deretan bintang di bahunya. Lebih dari itu, dia ditendang dengan cara menyakitkan dari lingkaran militer: dipecat oleh Dewan Kehormatan Perwira. Dewan itu khusus dibentuk untuk mengadili Prabowo dan dua perwira lain, menyusul terungkapnya penculikan sembilan aktivis oleh para anggota Kopassus. Ketika ia "dipensiun paksa" pada Agustus 1998 dari jabatannya, menurut Prabowo, tak seorang petinggi militer pun yang mengabarkan pemecatan itu kepadanya. "Saya mendengarnya dari berita saja, tapi itu sudah cukup," ujarnya kepada TEMPO. Dalam sebuah wawancara dengan Asiaweek, ia mengatakan: "Saya ingin sekali mengungkapkan semuanya di depan Mahkamah Militer, tapi hal itu tidak pernah terjadi."

Ironisnya, Prabowo seakan melangkah di belakang bayang-bayang mertuanya: ia menikah dengan Siti Hediati Soeharto, putri mantan presiden Soeharto. Hanya tiga bulan setelah Soeharto tumbang dari menara kekuasaan, Prabowo meluncur turun dari karirnya, yang sedang melaju ke puncak. Yang terjadi padanya adalah dinamika permainan kekuasaan dalam sebuah gelombang pergantian rezim. Bisa juga cuma "sekadar garis nasib". Kedekatannya dengan Cendana, misalnya, melahirkan citra yang tidak populer di masa reformasi. Tragisnya, ia sendiri juga ternyata menjadi sosok yang tidak populer dalam keluarga yang pernah mahaberkuasa itu: "Saya dianggap pengkhianat," kata Prabowo.

Keluar dari militer, Prabowo bergabung dengan usaha adik lelakinya, pengusaha Hashim Djojohadikusumo. Roda usaha mereka ia gerakkan dari Yordania dan Asia Tengah. Prabowo mengaku belajar dari nol dan menemukan kemiripan antara dunia militer dan bisnis. Beberapa pekan lalu, ia muncul di Jakarta dan merayakan hari jadinya di Ibu Kota. Lalu, pada Selasa pekan…

Keywords: PrabowoPrabowo SubiantoKopassus
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…