Juara Dunia Dengan Muka Lama

Edisi: 37/29 / Tanggal : 2000-11-19 / Halaman : 119 / Rubrik : OR / Penulis : Pareanom, Yusi A. , Wiremmer, Hendriko L. , Madjowa, Verrianto


PERTANDINGAN bridge memang jauh dari bahana sorak. Maklum, semua butuh ketenangan. Mungkin karena terbawa suasana pertandingan inilah keberangkatan tim Indonesia ke kejuaraan dunia di Lausanne, Swiss, tak diiringi keriuhan. Kepulangannya pekan lalu pun tanpa sambutan gegap-gempita. Padahal, prestasi yang dibawa pulang tidak sembarangan, juara dunia dengan mengalahkan tim tangguh Italia di final.

Kondisi ini dikeluhkan Yoost F. Mengko, Ketua Harian Gabungan bridge Seluruh Indonesia (Gabsi). "Biar kita jadi juara dunia, presiden tampaknya tak mau menerima tim bridge," kata Yoost. Harus diakui, cabang ini memang jauh kalah populer dibandingkan dengan sepak bola, bulu tangkis, ataupun tinju. Di dalam negeri, mungkin tak banyak yang mengenal wajah Hengky Lasut, salah satu pemain senior Indonesia. Ironisnya, tiap kali bertanding di luar negeri, baik Hengky maupun pasangannya, Eddy Manoppo-keduanya layak disebut seniman bridge-selalu diserbu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…