Lima Paspor, Satu Al-ghozi

Edisi: 33/32 / Tanggal : 2003-10-19 / Halaman : 44 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : Patria, Nezar, Zulkifli, Arif, Manggut, Wenseslaus


DARI Mejorejo, sebuah kampung kecil di pelosok Madiun, Jawa Timur, Fathur Rohman al-Ghozi melesat bak meteor ke pentas dunia. Dia diburu para intelijen di berbagai negara. Dia ditangkap polisi Manila bersama berkarung-karung bahan peledak. Dikerangkeng dalam bui paling horor di negeri itu, toh Al-Ghozi tetap bisa meloloskan tubuhnya dari penjara tanpa jejak. Borgol yang mengikat tangannya selama dibui di Filipina tergeletak di atas dipan dengan gembok besi masih mengunci kamar. Sempurna.

Bagaimana ia kabur dari penjara superketat ini pada Juli silam? Itu masih misterius. Lalu ke mana ia pergi? Maaf, lagi-lagi masih misterius. Aparat intelijen yang memburunya cuma bisa menduga-duga bahwa pria pendiam itu mungkin saja sudah bergabung dengan pasukan pemberontak di Filipina Selatan. Cuma sekian informasinya. Selebihnya gelap-gulita.

Fathur Rohman al-Ghozi sungguh mewakili bayangan orang ramai tentang seorang aktivis bawah tanah; cerdik, berani, pandai mengecoh lawan-lawannya. Lahir di Mejorejo pada 17 Februari 1971, sejak remaja Al-Ghozi sudah punya bakat menghilang. Tatkala orang tuanya tak sanggup membiayai sekolah menengah atasnya, dia kabur secara misterius dari rumah pada pertengahan 1988. Ayah dan ibunya cemas, bahkan stres berat. Eh, belakangan diketahui bahwa lelaki pendiam itu menjadi santri di Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Tamat dari pesantren itu, Ghozi terbang ke Pakistan akhir tahun 1989. Di sana ia kuliah di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04

Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…

D
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04

Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…

Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…