Pidato Dengan Tinta Biru

Edisi: 34/32 / Tanggal : 2003-10-26 / Halaman : 74 / Rubrik : IQR / Penulis : Kalim, Nurdin , ,


MAULWI Saelan, 77 tahun, masih menyimpan kenangan itu dengan penuh kasih. Suatu hari pada tahun 1964, Presiden Sukarno masuk ke mobil kepresidenan dengan tergesa. Hari itu sang Presiden hendak berpidato dalam sebuah acara kesenian yang digelar di Gedung Olahraga Senayan, Jakarta. Namun, karena saat itu jadwalnya sangat padat, Bung Karno tak sempat mempersiapkan materi pidatonya. Dalam perjalanan, sambil terkesan panik, ia bertanya kepada Saelan, "Menurutmu kira-kira aku harus ngomong apa di acara tersebut." Saelan, yang waktu itu ajudan Presiden, menjawab sebisanya, "Ya, sebaiknya Bapak bicara seputar acara itu saja."

Awalnya Saelan mengira Bung Karno benar-benar panik. Tapi rupanya Presiden cuma berpura-pura bingung untuk memancing ide dari orang sekitarnya. Terbukti, tanpa ide Saelan pun, Bung Karno berpidato begitu lancar dan memikat. Kata-katanya meluncur deras, terstruktur, bergelora, dan diselingi lelucon-lelucon yang segar.

Menurut…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dan Sang Guru Berkata...
2004-04-18

Novel filsafat sophie's world menjadi sebuah jendela bagi dunia untuk melihat dunia imajinasi dan edukasi…

E
Enigma dalam Keluarga Glass
2010-04-11

Sesungguhnya, rangkaian cerita tentang keluarga glass adalah karya j.d. salinger yang paling superior.

T
Tapol 007: Cerita tentang Seorang Kawan
2006-05-14

pramoedya ananta toer pergi di usia 81 tahun. kita sering mendengar hidupnya yang seperti epos.…