Bongkar-pasang Intelijen
Edisi: 34/29 / Tanggal : 2000-10-29 / Halaman : 36 / Rubrik : KL / Penulis : Anwar, Mulchis , ,
Mulchis Anwar *)
*)Mayjen (purn.), mantan Asisten Personel KSAD, kini pengamat militer dan politik, tinggal di Yogyakarta
INTELIJEN rupanya bikin repot pemerintah Indonesia. Karena itu, setelah Abdurrahman Wahid menganggap intelijen kita "kehabisan bensin", pemerintah pun merasa perlu menatanya meskipun terkesan agak terlambat. Berita terakhir, Menteri Pertahanan Moh. Mahfud M.D. akan melakukan penataan intelijen di Departemen Pertahanan. Agar penataan intelijen ini berhasil, upaya ini harus dilakukan secara menyeluruh-tak hanya menyangkut kelembagaannya, tapi juga mengubah paradigmanya. Paradigma intelijen masa lalu (Orde Baru), yang hebat dalam melakukan rekayasa-rekayasa yang menjadikan rakyat lemah di hadapan penguasa, harus diubah. Intelijen kita harus mampu menjadi pendukung kekuasaan dan melayani kepentingan rakyat yang ingin hak asasinya lebih dihargai.
Penataan intelijen sebenarnya harus didasarkan pada hakikat ancaman yang dihadapi sebuah negara. Ada tiga hakikat ancaman, yakni ancaman terhadap negara menyangkut eksistensi terhadap kedaulatan negara, ancaman terhadap pemerintah menyangkut lancarnya roda pemerintahan negara, dan ancaman terhadap masyarakat yang menimbulkan panik dan teror bagi masyarakat. Tapi, secara perspektif, intelijen dibutuhkan sebuah negara sebagai upaya pencegahan terhadap berbagai hakikat ancaman yang dihadapinya, dan bukan menjadi bagian dari terciptanya ancaman.
Berdasarkan jenis ancaman yang dihadapi, tugas intelijen dibagi untuk beberapa institusi. Di banyak negara, ancaman terhadap negara menjadi porsi badan sekuriti nasional. Amerika punya CIA, sedangkan Rusia punya KGB. Demikian pentingnya peran mereka dan orang-orangnya sehingga mantan Direktur KGB kini menjadi Presiden Rusia. Bekas Direktur CIA Robert McNamara pun bisa menjadi Direktur Bank Dunia. Di negara-negara besar yang berorientasi ke luar, di setiap kedutaan besarnya ditempatkan orang intelijen. Badan intelijen negara memang tidak hanya bertanggung jawab menyangkut aspek militer, tapi juga nonmiliter seperti ancaman ekonomi, sosial, dan budaya, juga perubahan politik yang terjadi di negara yang dianggap penting diamati, bahkan masalah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…