Barnabas Suebu: "mereka Hanya Ingin M (merdeka)"
Edisi: 34/29 / Tanggal : 2000-10-29 / Halaman : 39 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,
DI Wamena, di jantung provinsi Irianjaya, dua pekan silam, 40 orang tewas. Sebagian tertusuk panah, sebagian terhunjam lembing.
Mereka adalah korban puncak kemarahan warga Papua terhadap "Jakarta" yang tersulut kala polisi melarang pengibaran bendera Bintang Kejora. Padahal, sebelumnya, Presiden Abdurrahman Wahid mengizinkan panji "perjuangan kemerdekaan Papua" itu dikerek.
Tewasnya ke-40 warga Wamena itu, tak pelak lagi, menambah beban Barnabas Suebu, Duta Besar RI untuk Meksiko yang kini ditugasi Presiden Abdurrahman Wahid sebagai penengah dialog antara pemerintah dan kelompok pendukung kemerdekaan Papua. Pria kelahiran Ifale-pulau kecil di tengah Danau Sentani, Irian- 54 tahun silam ini dinilai bisa diterima kedua belah pihak.
Bas --begitu ia biasa disapa -- meniti karir politik sejak muda, lewat organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Karir politik Bas terus menanjak hingga menjadi Ketua DPRD I Irianjaya. Selain berpolitik, Bas dikenal sebagai pengusaha. Ia pernah mengetuai Kamar Dagang dan Industri Irianjaya.
Ketika menjadi Gubernur Irianjaya (1988-1993), lulusan Fakultas Hukum Universitas Cenderawasih ini mampu memimpin Irian hampir tanpa gejolak. "Saya sering berkunjung ke daerah-daerah," katanya.
Meski demikian, suatu ketika Bas pernah hampir mati ditikam rakyatnya sendiri, seorang warga Wamena yang mengaku frustrasi karena sengketa tanahnya di Irian tak kunjung selesai. Belakangan, setelah memahami keputusasaan warganya itu, Bas meminta polisi melepas si penyerang. Bahkan ia memberinya uang. "Kini, ia sahabat baik saya," katanya tergelak. Berikut ini keterangan Barnabas Suebu tentang Irian, otonomi daerah, dan kekecewaan rakyat Papua terhadap Jakarta kepada wartawan TEMPO Edy Budiyarso dalam percakapan melalui hubungan internasional, Jumat pekan lalu.
Bagaimana Anda bisa ditunjuk Presiden Wahid sebagai negosiator antara pemerintah dan Presidium Dewan Papua?
Setelah Kongres Rakyat Papua, Mei 2000 lalu, Presiden Wahid menunjuk beberapa orang sebagai negosiator. Yakni, Izaac Hindom (bekas Gubernur Irianjaya), Manuel Kaisiepo (Menteri Muda Urusan Percepatan Pembangunan Kawasan Timur), Agus Kafiar…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…