Gerakan Petani: Reformasi Atau Revolusi?

Edisi: 34/29 / Tanggal : 2000-10-29 / Halaman : 48 / Rubrik : KL / Penulis : Dillon, H.S. , ,


H.S. Dillon *)
*)Executive Director of The Centre for Agricultural Policy Studies (CAPS)

AKHIR-AKHIR ini eskalasi protes petani dalam menuntut keadilan kian menggelinding. Fenomena ini tecermin dari pendudukan tanah-tanah milik Keluarga Cendana, pemaculan tanah lapangan golf di Cimacan, perlawanan petani Lampung, tragedi penembakan petani Sosa di Sumatra Utara, dan lain-lain. Umumnya protes petani itu sendiri dilatari masalah sengketa tanah yang berurat berakar selama puluhan tahun dan belum memberikan asa akan terselesaikan dalam waktu dekat. Berdasarkan laporan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), saat ini diperkirakan ada sekitar 1.742 kasus sengketa tanah yang masih diikuti dengan penangkapan (259 jiwa), penculikan (12 jiwa), penganiayaan (41 jiwa), penembakan (31 jiwa), dan pembunuhan (26 jiwa).

Seiring dengan tergelarnya realitas tersebut, kita pun semakin khawatir menyaksikan perkembangan sosial saat ini. Keadaan seakan sedang berada dalam situasi "semi-chaos". Pemerintah pusat mulai digugat oleh rakyatnya. Para politisi digugat oleh konstituennya. Kewibawaan pemerintah mulai melemah dan memudar. Simbol-simbol kekuasaan pemerintah dan pemilik modal dianggap oleh rakyat seakan "berhala" yang selayaknya dihancurkan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai peristiwa perusakan kantor DPRD dan pembakaran kantor pengusaha nasional/lokal di berbagai daerah. Semua tu merefleksikan betapa rasa ketidakpuasan rakyat telah elampaui ambang batas toleransinya.

Bagaimana tidak? Di luar masalah ketidakadilan agraria, pemerintah rela mengeluarkan biaya ratusan triliun rupiah untuk menyelamatkan kepentingan para konglomerat, sedangkan pengalokasian anggaran untuk menumbuhkan produktivitas Kaum Tani Indonesia (mayoritas usaha kecil) masih jauh dari memadai. Lihat saja laporan berbagai lembaga studi selama ini mengenai ketimpangan perolehan kredit antara pengusaha besar dan pengusaha kecil, yang berbanding 75:25 (persen), serta tingginya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…