Pariwara

Edisi: 33/29 / Tanggal : 2000-10-22 / Halaman : 97 / Rubrik : PWR / Penulis : , ,

Biar Makin Macet, MPV Laris Terus

Dulu, mobil niaga cuma untuk mereka yang pas-pasan kantongnya dan yang memang beli mobil untuk kerja. Kini, setelah niaga disulap menjadi MPV, pasar pun berubah.

ORANG Indonesia semakin cinta keluarga dibandingkan dengan 20-an tahun lalu. Itulah kesimpulannya bila hanya berdasarkan angka-angka dalam statistik penjualan mobil.

Lihat saja persentase penjualan mobil jenis multipurpose vehicle (MPV atau kendaraan serbaguna), yang bisa mengangkut satu keluarga (misalnya tujuh orang) dan sejumlah koper, lima tahun terakhir. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, penjualan jenis kendaraan itu pada 1995 hanya menyumbang hampir 24 persen dari seluruh penjualan mobil. Kemudian, penjualan naik terus berturut-turut dari tahun 1996 sampai 1999 seperti ini: 38 persen, 44 persen, hampir 49 persen, dan 57,5 persen. Tahun 2000, sampai bulan Juli, penjualan MPV sudah lebih dari 57 persen dari total penjualan mobil semua jenis.

Dan menurut pengamatan selintas, MPV memang lagi ngetren, sejalan dengan maraknya mode "warung mobil". Tengok saja di kawasan belakang Kantor Pusat PLN di Kebayoranbaru, Jakarta. Di sana, pada siang hari, berderat MPV yang disulap jadi warung. Juga di kawasan Monas di pagi hari, dan di sejumlah tempat yang lain.

Jadi, kenapa MPV meningkat penjualannya? "MPV itu mobil serbaguna," kata Joko Trisanyoto, General Marketing PT Toyota Astra. Maksudnya, bisa untuk bisnis warung, bisa untuk mengangkut barang, tapi boleh juga untuk kendaraan pribadi. "Maka, kendaraan MPV pun sekarang ini mesti didesain lebih stylish," Joko menambahkan.

Memang, kini banyak pihak mengatakan bahwa peluang pasar MPV --menurut kategori kendaraan di Indonesia, ia tergolong kendaraan niaga…

Keywords: -

---

Foto Terkait