Prof. Ramstetter: "ekonomi Indonesia Tak Bisa Menjadi Lebih Buruk Lagi"
Edisi: 34/29 / Tanggal : 2000-10-29 / Halaman : 132 / Rubrik : EB / Penulis : , ,
ICSEAD adalah badan kerja sama dengan Universitas Pennsylvania yang melaksanakan analisis terhadap 11 negara Asia, terutama Jepang, Cina, Korea, dan Taiwan, serta enam negara besar ASEAN, termasuk Indonesia. Pengalaman Ramstetter dalam penelitian industri manufaktur di Indonesia sangat luas. Dia pernah mengepalai proyek "Multinational Corporations and Labour Market in Asian Economies". Setelah menggondol gelar doktor dari Universitas Colorado, pakar ekonomi yang fasih berbahasa Jepang ini mengajar di Universitas Kansai. Berikut petikan wawancara koresponden TEMPO di Australia, Dewi Anggraeni, dengan Ramstetter.
Bagaimana Anda melihat perekonomian Indonesia? Apakah sudah terjadi titik balik?
Saya percaya pada siklus ekonomi yang berdasar prinsip "yang naik harus turun, yang turun harus naik lagi". Cuma, masalahnya, kapan terjadinya sulit sekali diramalkan. Para ahli ekonomi mengalami kesukaran membuat ramalan, terutama yang berkaitan dengan tingkah laku investor. Sepanjang sejarah ekonomi, selalu begitu. John Maynard Keynes pernah mengatakan bahwa investor punya naluri seperti binatang. Sebenarnya banyak benarnya, apalagi kalau kita lihat bagaimana para investor itu ketakutan, seperti melihat hantu. Nah, apa yang terjadi di Indonesia jelas, mereka seperti melihat hantu, terutama pada 1998. Jatuhnya perekonomian Indonesia pada tahun itu bisa dibilang tidak punya dasar ekonomi. Sulit untuk menjelaskan masalah itu dari sudut pandang ekonomi tanpa mengaitkannya dengan aspek politik.
Kondisinya sekarang bagaimana? Apakah masih ada harapan?
Kalau kita melihat data statistik, ada peningkatan. Jika dilihat dari nilainya dalam dolar AS, pangsa ekspor barang elektronik naik dari 9 persen menjadi 17 persen. Memang, kalau diukur dari kuantitasnya, barang-barang ini produksi perusahaan multinasional seperti Sony,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…