Kisah Si Pembobol

Edisi: 47/35 / Tanggal : 2007-01-21 / Halaman : 96 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Dharmasaputra, Metta, ,


SEBUAH pesan pendek diterima Vincentius Amin Sutanto, 2 Desember lalu. Eksekutif top Asian Agri Group—kelompok usaha Raja Garuda Mas—ini kebetulan baru menyalakan telepon selulernya, yang selalu ia matikan selama pelariannya ke Singapura.

Semula ia berharap pesan itu datang dari istrinya di Medan. Sudah dua pekan Vincent berpisah dengannya setelah upayanya membobol uang perusahaan senilai US$ 3,1 juta (sekitar Rp 28 miliar) terbongkar. Ternyata, dugaannya meleset.

Melihat nomornya: +65-9815-xxxx, pastilah ini dari seseorang di Singapura. ”Saya ingin membantu. Anda tidak bisa melarikan diri terus-menerus dengan membiarkan keluarga menderita dan menanggung semua perbuatan Anda. Jadi, tolong hubungi saya,” begitu isi pesan dalam bahasa Inggris itu.

Meski terdengar cukup simpatik, Vincent tak langsung percaya. Apalagi, setelah dicek, tak ada nomor itu di catatan miliknya. Karena itulah, ia memutuskan untuk menelepon balik dari telepon umum.

Kecurigaannya ternyata benar. Ketika telepon tersambung, dari ujung sana terdengar suara lelaki yang mengaku bernama Mr. Goh. Dia memperkenalkan diri sebagai petugas dari agen keamanan yang disewa Sukanto Tanoto untuk mencari dan menangkapnya. Sukanto tak lain adalah bos Raja Garuda Mas Group.

Goh memperingatkan Vincent tak bakal bisa lolos, karena polisi Singapura maupun Asian Agri sedang memburunya. ”Singapura itu kecil. Dalam waktu singkat Anda pasti tertangkap,” kata Mr. Goh, seperti dituturkan Vincent. Panik menerima ancaman itu, Vincent pun langsung menutup telepon dan bergegas kembali ke hotel.

***

CERITA itu hanya sekelumit dari kisah panjang pelarian dan perburuan Vincent di Singapura. Semuanya berawal dari aksi lelaki 43 tahun ini ketika membobol Asian Agri Group senilai US$ 3,1 juta, yang juga melibatkan Hendri Susilo, temannya semasa SMP, dan Ferry Sutanto, adiknya, pada pertengahan November lalu.

Kisah ini bikin geger karena terjadi di Asian Agri Group, yang notabene merupakan kapal induk bisnis terbesar kedua di RGM milik Sukanto. Perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, cokelat, dan karet ini memiliki lahan 150 ribu hektare, yang menjadikannya salah satu yang terbesar di dunia.

Berkat tambang emasnya ini, Sukanto pun tahun lalu dinobatkan majalah Forbes sebagai orang terkaya di Indonesia. Nilai kekayaannya ditaksir mencapai US$ 2,8 miliar atau sekitar Rp 25,5 triliun.

Aksi pembobolan itu dilakukan Vincent dengan cara mengirimkan surat perintah trasfer fiktif…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…