Eddy Lukas: Semua Sudah Diperiksa Aparat Pajak
Edisi: 47/35 / Tanggal : 2007-01-21 / Halaman : 108 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Susanto, Heri, ,
PEMBOBOLAN uang US$ 3,1 juta oleh Vincentius Amin Sutanto di Asian Agri Group berbuntut panjang. Namun, bukan cuma itu yang membuat kelabakan para petinggi salah satu induk perusahaan di Raja Garuda Mas Group milik Sukanto Tanoto.
Yang paling merepotkan, mantan Group Financial Controller Asian Agri itu memboyong pula setumpuk dokumen internal perusahaan. Lewat ratusan dokumen otentik itu, konon, tergambar jelas bagaimana raksasa sawit milik orang terkaya di Indonesia 2006 versi majalah Forbes ini setiap tahun menyiasati pembayaran pajak ke negara.
Merasa kepepet, Vincent memang pernah mengancam akan menyebarkan semua informasi itu. Berbagai upaya kemudian dilakukan pihak RGM untuk meredam âaksi nekatâ-nya. Tapi, nasi telah jadi bubur. Dokumen telanjur menyebar, bahkan sudah sampai ke tangan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK).
Para petinggi RGM pun harus pontang-panting meyakinkan berbagai pihak agar tidak mempercayai keterangan Vincent, dengan dalih sang penyebar adalah ahli pemalsu dokumen. Untuk urusan itu pula, satu tim berjumlah 10 orang dari Asian Agri dan RGM datang ke kantor Tempo, Jumat dua pekan lalu.
Mereka, antara lain, Direktur Asian Agri Eddy Lukas, Direktur Utama PT Inti Indosawit Subur Semion Tarigan, Kepala Divisi Legal RGM Tjandra Putra, plus pengacara eksternal Asian Agri. Sebagai orang kepercayaan Sukanto, Eddy yang paling banyak menjawab berbagai pertanyaan Tempo. Sesekali, Tjandra dan Semion menimpali. Mereka juga memberikan penjelasan secara tertulis pada akhir pekan lalu.
Bagaimana awal mula pembobolan Asian Agri?
Dari hasil penyelidikan, terlihat aksi ini sudah terorganisasi sejak 2004. Pada 15 September 2004, Vincent mendirikan dua perusahaan fiktif, Asian Agri Jaya dan Asian Agri Utama di Jakarta Kota. Baru pada 15 dan 16 November 2006 terjadi pembobolan rekening PT Asian Agri Abadi Oils and Fats di Bank Fortis, Singapura, dan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…