Bppn Dan Prestasinya Sebagai Debt-collector

Edisi: 32/29 / Tanggal : 2000-10-15 / Halaman : 18 / Rubrik : OPI / Penulis : , ,


MEMAKSIMALKAN pengembalian uang negara-setelah dihamburkan sebanyak Rp 600 triliun-dalam kenyataannya merupakan suatu paradoks besar. Yang dimaksud paradoks adalah lagak pemerintah yang di zaman Orde Baru tampil bagaikan Sinterklas, lalu kini mencoba bertindak sebagai debt collector. Ada kegamangan, rasa kikuk, atau kebutuhan untuk berkompromi, sehingga debt collector yang seharusnya garang malah tampak bagaikan diplomat amatiran. Atau trouble shooter, seperti yang terkesan dari perilaku Cacuk Sudarijanto ketika ia dalam kapasitas sebagai Ketua BPPN-lembaga resmi debt collector-mencoba bernegosiasi dengan para debitor besar. Dengan demikian, Cacuk membuka "ruang untuk bermain", yang tentu saja tidak disia-siakan oleh para konglomerat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18

Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.

K
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18

Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.

S
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25

Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.