Mukjizat Atau Operasi Intelijen?
Edisi: 31/29 / Tanggal : 2000-10-08 / Halaman : 20 / Rubrik : NAS / Penulis : D., Karaniya , Budiyarso, Edy , S., Darmawan
MUKJIZAT Tuhan dan puasa Senin-Kamis menjadi rahasia di balik drama penangkapan spektakuler itu. "Ini mukjizat Tuhan! Ini mukjizat Tuhan!" kata Senior Superintenden Alex Bambang Riatmodjo, Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Bandung, ketika menjelaskan ihwal kegemilangannya menangkap tersangka peledakan bom di Gedung Bursa Efek Jakarta.
Ahad siang itu, 24 September lalu, bersama dua ajudannya, Alex berkeliling Kota Bandung. Dia belum mendengar kabar besar bahwa rekan-rekannya di Jakarta telah membekuk 25 tersangka peledakan BEJ. Jadi, Alex memang tak punya rencana memburu siapa-siapa. Sampai sebuah kebetulan begitu saja lewat di depan matanya.
Di sebuah jalan, mobil Alex disalip sebuah sedan Honda Estillo-berwarna biru tua dengan nomor polisi Jakarta, B 1318 HL. Sedan itu berhenti di depan mobilnya. Alex curiga. Begitu didekati, kelima penumpangnya malah kabur. Mereka kontan dikejar. Dua di antaranya ditangkap setelah dilumpuhkan timah panas yang meletus dari pistol Alex dan ajudannya.
Eh, belakangan diketahui mereka adalah Sersan Dua Irwan, anggota Grup V Antiteror Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Sersan Kepala Ibrahim Abdul Manap dari Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Keduanya kelahiran Aceh. Saat disergap, di mobil mereka ditemukan satu ons ganja dan uang Rp 20 juta.
Eh lagi, ternyata keduanya malah mengaku terlibat jaringan pengeboman Gedung BEJ yang menewaskan 10 orang itu. Ibrahim, begitu penjelasan Alex, bertindak sebagai pemasok dana dan melakukan survei lokasi. Adapun Irwan yang mengemudikan dan memasang bom di mobil Toyota Corona Mark II.
Temuan yang besar. "Saya hanya menuruti indera keenam," kata Alex kepada TEMPO. "Saya puasa Senin-Kamis untuk mempertajam indera keenam itu."
Bagaimanapun, kebetulan di Bandung itu melengkapi secara sempurna "kebetulan" lainnya di Jakarta. Sabtu subuh 23 Maret lalu, persis di hari pelantikan Jenderal Suroyo Bimantoro sebagai Kepala Kepolisian RI, polisi mengumumkan sukses menangkap Iwan Setiawan. Menurut penjelasan resmi, Iwan ditangkap di sebuah taksi dalam perjalanan akan menggranat gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat atau Sarinah Department Store di Jalan Husnie Thamrin.
Segera, Iwan buka mulut. Ia lancar mengaku telah menggranat gedung Kedutaan Besar Malaysia pada 27 Agustus lalu dan peledakan BEJ. Sabtu siang itu juga, berkat "nyanyian"-nya, polisi lantas menggerebek bengkel mobil Krung Baru di Ciganjur, Jakarta, dan menangkap 25 orang-sebagian besar kelahiran Aceh-yang tengah berada…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?