Ahmad Ruskandar: "alhamdulillah, Saya Memilih Kebenaran"

Edisi: 45/30 / Tanggal : 2002-01-13 / Halaman : 28 / Rubrik : NAS / Penulis : Dharmasaputra, K.


DIA sulit ditemui. Setengah tahun sudah Ahmad Ruskandar, mantan Deputi Keuangan Bulog, diburu pers. Dia juga sengit "diperebutkan" kutub-kutub kepentingan di pusaran Skandal Bulog Jilid Dua. Ruskandar memang merupakan kunci dari perkara gawat yang tengah menyeret Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung ini. Dari tangannyalah cek Bulog senilai Rp 40 miliar berpindah tangan ke Akbar. Dan dari kesaksiannyalah dongeng Akbar—bahwa dana segunung itu lantas diserahkan ke Yayasan Raudatul Jannah—diduga keras cuma rekarekaan kosong atau skenario perkara yang nyaris sempurna.

Di hadapan publik, 20 November lalu, sambil bercucuran air mata ia mengungkapkan bahwa cek itu memang ia serahkan langsung ke Akbar, bukan kepada pengurus yayasan seperti dikisahkan sang Ketua Dewan. Dan hanya berselang seminggu kemudian, eks Ketua Himpunan Mahasiswa Islam Banjarmasin ini tiba-tiba ditetapkan kejaksaan sebagai tersangka, khusus dalam kasus pengeluaran dana talangan Bulog senilai Rp 4,6 miliar kepada PT Goro Batara Sakti.

Ruskandar memang "banyak tahu" isi perut Bulog. Ia 30 tahun bekerja di sana, selalu di pos keuangan. Mengawali karirnya sebagai Kepala Bagian Keuangan Akuntansi Dolog Jaya pada tahun 1969, ia pensiun setelah menjabat sebagai deputi keuangan di era empat Kepala Bulog—Beddu Amang, Rahardi Ramelan, Jusuf Kalla, dan Rizal Ramli. Namun, terimpit dalam sebuah pertarungan politik yang tak kenal belas kasihan tak pernah terbayangkan di benak lelaki kelahiran Margasari, Kalimantan Selatan, 61 tahun silam ini. Usai pensiun, "Saya cuma ingin beribadah," katanya.

Setelah berbulan dijejaki, akhirnya bersedia juga saksi kunci itu diwawancarai wartawan TEMPO Karaniya Dharmasaputra—didampingi pengacaranya, Djoko Prabowo Saebani. Berikut petikannya.

Benarkah Anda dicoba dimintai uang Rp 2 miliar oleh Jaksa Harun Al Rasjid dan Eddy Sumarsono dari Lembaga Advokasi Reformasi Indonesia (LARI)?

Saya tidak mau menuduh siapa-siapa. Saya cerita fakta saja. Begini. Dalam kasus dana nonbujeter Bulog Rp 54,6 miliar dengan tersangka Pak Rahardi,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?