Bulan Madu Yang Ringkas

Edisi: 46/30 / Tanggal : 2002-01-20 / Halaman : 20 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Sudarsono, Gendur , Prasetya, Adi , Lebang, Tomi


KEMESRAAN itu cepat sekali berlalu. Enam bulan silam, Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sungguh kompak. Bersama partai lain kecuali Partai Kebangkitan Bangsa, mereka bahu-membahu menggulingkan Presiden Abdurrahman Wahid, lalu mempersilakan Megawati Sukarnoputri tampil memimpin negeri ini. Kini, kongsi itu mulai retak. "Ibarat artis yang dulu tampak mesra tapi kini mulai ribut mau cerai," kata Marzuki Achmad, Ketua Fraksi Partai Golkar di parlemen.

Semua itu gara-gara skandal dana Bulog sebesar Rp 40 miliar yang membelit Akbar Tandjung. Kejaksaan Agung telah secara mengejutkan menetapkan Ketua Umum Golkar itu tak sekadar sebagai saksi, tapi tersangka. Dan Presiden Megawati—yang juga Ketua Umum PDIP—merestuinya.

Tak hanya itu. Menyusul langkah kejaksaan, dalam rapat partai pekan lalu Sekjen PDIP Soetjipto menyatakan: "Akan lebih terhormat bila Akbar mundur dari kursi Ketua DPR, demi memuluskan proses pemeriksaan di kejaksaan." Tuntutan senada juga datang dari para pengamat politik dan partai lain, terutama dari Partai Kebangkitan Bangsa versi Abdurrahman Wahid yang sebelumnya juga diharu-biru skandal Bulog serupa.

Badai yang datang tiba-tiba itu membuat para petinggi Golkar belingsatan. Akbar Tandjung segera memanggil Marzuki Achmad dan para pengurus Fraksi Partai Golkar hanya sebentar setelah dia menerima surat izin pemeriksaan kejaksaan yang ditandatangani presiden. Keesokan harinya, para pengurus pusat Golkar juga sibuk mengadakan rapat di markasnya di Slipi, Jakarta Selatan. Dari pertemuan-pertemuan itu, mereka sepakat untuk membela Akbar dan menyelamatkan Golkar.

Musuh Akbar di Golkar lebih suka melihatnya turun untuk menyelamatkan muka partai (lihat Simalakama Golkar). Tapi, menurut Agung Laksono, salah satu pejabat teras, mengorbankan Akbar bukanlah pilihan yang bisa menjamin eksistensi Golkar. Di samping takut pamornya turun dalam pemilihan umum mendatang, Golkar sendiri terancam dibubarkan bila dana tersebut terbukti mengalir ke partai ini.

Karena itulah, para…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…