Mereka Mencuri Di Bumn, Kata Dillon

Edisi: 45/30 / Tanggal : 2002-01-13 / Halaman : 73 / Rubrik : SUR / Penulis : Winarno, Bajo


H.S. Dillon, lelaki keturunan India yang selalu mengenakan ubel-ubel penutup kepala, dikenal santun dalam berbicara. Tapi nada bicara mantan Ketua Tim Restrukturisasi BUMN Departemen Pertanian ini meninggi jika ia membicarakan upaya-upaya peningkatan efisiensi badan usaha milik negara di lingkungan Departemen Pertanian. Sebab, program efisiensi itu justru dijegal oleh persekutuan orang dari lingkungan Departemen Pertanian sendiri—bahkan ia disingkirkan setelah tujuh bulan bertugas.

Katanya, banyak di antara mereka itu yang mencuri hak rakyat. ”Kau boleh tulis ini semua, kecuali yang kau anggap tidak pantas,” ujarnya kepada Bajo Winarno dari Pusat Data dan Analisa Tempo, yang mewawancarainya beberapa hari menjelang Idul Fitri. Hari itu ia tengah berbenah untuk ke Bandung, melayat seorang tantenya yang meninggal. Petikan wawancara itu:

Pengalaman Anda menjadi ketua tim restrukturisasi BUMN di lingkungan Departemen Pertanian?

BUMN pertanian sebetulnya salah satu instrumen untuk membangun kemampuan petani. Jadi, tidak sekadar untuk mencari devisa, tapi juga menjadi instrumen deve-lopment. Saya melihat inefisiensinya besar sekali, sehingga perlu restrukturisasi dengan membuat standar industri. Di antara BUMN itu saya cari yang paling efisien, lalu saya bandingkan dengan yang tidak efisien. Dari sana akhirnya saya simpulkan bahwa kemampuan ekonomi mereka terlalu kecil, sehingga saya buat 26 perseroan terbatas perkebunan (PTP) itu menjadi 9 PTP.

Tapi akhirnya di situ terlalu banyak pemimpin yang kehilangan jabatan, di antaranya direksi dan komisaris. Komisaris ini kan pejabat-pejabat. Mereka sangat terusik dengan kehadiran saya. Sewaktu saya tidak mau menerima uang dari direksi PTP, mereka tersinggung. Juga, sewaktu saya hilangkan begitu banyak jabatan, mereka bingung sekali karena kehilangan jabatan. Mereka tidak bisa kasih uang ke saya. Mereka bilang, ”India ini terlalu sombong.” Akhirnya, hubungan saya dengan menteri jadi pecah. Padahal, sebelumnya, saya dan dia kawan baik sekali. Mereka sering bilang bahwa yang menteri bukan Baharsyah, tapi saya. Mereka lebih takut kepada saya hanya karena saya tidak bisa menerima uang.

Waktu itu tujuan yang akan dicapai apa?

Tujuan saya ingin menjadikan BUMN perkebunan sebagai satu kekuatan yang bisa mengimbangi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Masih Terganjal Bahan Pokok
2007-12-02

Denyut perekonomian indonesia sepanjang triwulan ketiga yang lalu terus membaik. para pemimpin teras perusahaan juga…

Y
Yang Miskin Kian Tertinggal
2007-12-02

ekonomi indonesia triwulan iii 2007

T
Tumbuh Bersama Sejumlah Risiko
2008-06-08

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama bisa jadi mengejutkan sejumlah kalangan. di tengah badai harga minyak…